Selasa, 19 April 2011

Bersabar

Sabar merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sabar memiliki ikatan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan. Ikatan antara sabar dengan iman bagaikan kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran; sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala.
Makna Sabar
Asal kata sabar adalah “Shobaro”, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi “Shabran”. Secara bahasa mempunyai pengertian menahan atas segala beban yang ada.
Adapun secara istilah, memiliki cakupan atas 3 pembahasan[1],yaitu:
1. Sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
Salah satu contohnya adalah dalam beribadah dapat di-implementasikan dengan bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah, dengan menghadirkan hati untuk tidak bersikap ‘ujub, riya atau pun cari popularitas lainnya. Karena keikhlasan dalam beribadah merupakan syarat mutlak untuk diterimanya semua amalan yang kita lakukan, dan kelak pahalanya seseorang yang mampu dan selalu bersabar di dalam menjaga ketaatannya adalah setara dengan 600 derajat di hadapan Allah SWT.
2. Sabar dalam usaha untuk menjauhi maksiyat.
Sabar sesungguhnya mempunyai dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar dapat dibuktikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah.
Selain daripada itu, berusaha menjauhi maksiyat berarti selalu berupaya menjaga dalam setiap aktivitas seperti harus menjaga lidah kita dari perbuatan ghibah, ataupun mencela orang lain. Derajat kemulyaan seseorang yang mampu berbuat sabar, kelak Allah lipatkan sebanyak 900 derajat, dan ini derajat tertinggi di antara kesabaran dalam menjalankan ketaatan ataupun sabar ketika sedang di uji oleh Allah SWT.
3. Sabar di saat sedang dalam menghadapi musibah.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan yang lebih baik. Seseorang dapat dikatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Seseorang yang selalu bersabar di saat tengah di timpa musibah, akan mendapatkan sebanyak 300 derajat kemulyaan dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits di terangkan bahwa:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah mendapatkan kebaikan, maka Dia akan menimpakan bencana baginya. (HR.Bukhori).
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.” Wanita tersebut menjawab: Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku. Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada rasulullah SAW,(maaf) aku tadi tidak mengetahui engkau wahai rasulullah SAW. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.” (HR. Bukhari Muslim)
.
Dari Suhaib ra, bahwa rasulullah SAW bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ, إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ
إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ, وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صََبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya, dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin: yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, untuk berjuang dan lain sebagainya. Karena, seseorang bisa di katakan sabar apabila dalam kehidupannya dia tidak selalu merasa menyesal, dalam hidupnya dia selalu memandang ke arah kemajuan(positive thinking), karena seseorang yang di limpahkan keimanan akan selalu meyakini janji Allah untuk selalu bersabar, sebagaimana janji-Nya dalam akhir surat Az-Zumar ayat 10:
…………….إِنَّمَا يُوَفَّى الصّبِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حَسَابٍ
Artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.
Dalam surat lain, Allah dengan indah menggambarkan bahwasanya orang-orang yang kelak mendapatkan keberkatan yang sempurna yaitu mereka yang masuk ke dalam kategori ayat ini:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْئٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصّبِرِيْنَ . اَلَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ, قاَلُوْا إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun”[2].
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur’an
Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur’an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT. Para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur’an menjadi beberapa macam:
1. Sabar merupakan perintah Allah SWT.
Sebagaimana yang terdapat dalam surat al-baqarah ayat 153:
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلوَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّبِرِيْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
2. Larangan Isti’jal (tergesa-gesa/tidak sabar).
Sebagaimana dalam surat Al-Ahqaf ayat 35:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُوْلُوا اْلعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلاَ تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…..”.
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar.
Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Baqarah akhir ayat 177:
وَالصَّبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ أُوْلَئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا
وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
“…Dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.”
4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar.
Dalam surat Ali Imran ayat 146 Allah SWT berfirman :
وَاللهُ يُحِبُّ الصَّبِرِيْنَ
“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.”
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar.
Di jelaskan dalam surat al-anfaal ayat 46:
وَاصْبِرُوْا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّبِرِيْنَ
“Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.”
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah.
Allah mengatakan dalam al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 24:
سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ بِمَاصَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“(Sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum“[3] Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits tersebut menggambarkan kesabaran merupakan “dhiya’ “ (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW dalam haditsnya menerangkan:
وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ
“…Dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim)
Kiat-Kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti’jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi sejak dini. Karena hal ini memiliki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang manusia.
Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, dan enggan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran, diantaranya:
1. Mengikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang munculnya kesabaran.
2. Memperbanyak tilawah (baca: membaca) al-Qur’an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena al-Qur’an merupakan obat bagi hati manusia.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan manusia untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, ataupun kikir(pelit).
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu kita untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti’jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat “amalan” seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya.
Dalam surat At-Taubah ayat 105:
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهُ وَاْلمُؤْمِنُوْنَ(
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,…”.
6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah daripada menyaksikan televisi. Dan kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah.
7. Membaca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.
Penutup
Inilah sekelumit sketsa mengenai kesabaran. Pada intinya, bahwa sabar merupakan salah satu sifat dan karakter orang mu’min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap manusia. Karena pada dasarnya kita memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya. Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya.
Sholli ‘Ala Muhammad Wa Aalihi
Ibnu Dahlan El-Madary
sumber
http://tanbihun.com/

Tidak ada komentar: