Senin, 26 Desember 2011

Bersegerlah Melakukan Kebaikan

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh hal: apakah yang kamu nantikan kecuali kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua renta yang dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahkan segalanya atau menunggu datangnya Dajjal padahal ia sejelek-jelek yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat padahal kiamat adalah suatu yang sangat berat dan menakutkan. (H.R. Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian untuk melakukan amal-amal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia. (H.R. Muslim)

Apa lagi yang kau tunggu .....

SD dan SMP IT Logaritma Mengadakan Workshop " Pendidikan Karakter "

Peringkat daya saing Indonesia turun dari urutan 44 pada 2010 menjadi 46 tahun ini dari 142 negara. Penurunan peringkat itu tercantum dalam The Global Competitiveness Report 2011-2012 yang dikeluarkan World Economic Forum. ( VIVAnews )
Pada 2011 Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia hanya mencapai 3,0 atau naik 0,2 dari tahun sebelumnya. Skor IPK Indonesia ini masih di bawah Singapura (9,2), Brunei Darussalam (5,2) Malaysia (4,3) dan Thailand (3,4). Dengan IPK tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-100 dari 183 negara. ( KBR68H )
Data Komnas PA merilis jumlah tawuran pelajar tahun ini sebanyak 339 kasus dan memakan korban jiwa 82 orang. Tahun sebelumnya, jumlah tawuran antar-pelajar sebanyak 128 kasus. ( Kompas.com )

Bagaimana pendapat anda setelah membaca beberpa berita diatas..? tentunya membuat sesak dada kita. Keadaaan diatas tentunya tidak akan terjadi manakala pendidikan karakter mendapat perhatian yang memadai. Sehingga tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Pasal 3 Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 (UU Sisdiknas), “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” pada akhirnya dapat direalisasikan.

Para pemikir muslim sejak awal telah mengemukakan pentingnya pendidikan karakter. Ibn Miskawaih ((320-421H/932-1030 M), adalah ulama klasik yang mendalami filsafat etika sehingga dikenal sebagai Bapak Etika Islam. Dalam bukunya yang berjudul Tahdzib al-Akhlaq Ibn Miskawaih mengemukakan pentingnya dalam diri manusia menanamkan kualitas-kualitas akhlak dan melaksanakannya dalam tindakan-tindakan utama secara spontan. Menurutnya, akhlak adalah "keadaan jiwa yang menyebabkan seseorang bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu”. Ia menyebutkan adanya dua sifat yang menonjol dalam jiwa manusia, yaitu sifat buruk dari jiwa yang pengecut, sombong, dan penipu, dan sifat jiwa yang cerdas yaitu adil, pemberani, pemurah, sabar, benar, tawakal, dan kerja keras. (Ibn Miskawaih, Tahdzib al-Akhlak, Beirut: Dar el Kutb al-Taymiyyah, 1405H/1985M)

Menyadari keadaaan diatas LSU Bina Insani pada hari Senin Tanggal 26 Desember 2011 mengadakan workshop pendidikan Karekter untuk SD IT dan SMP IT Logaritma. Workshop tersebut dimaksudkan untuk memperjelas arah pendidikan karakter di sekolah yang di kelola oleh LSU Bina Insani apa lagi lembaga pedidikan yang tegas tegas melabelkan Islam.

Minggu, 25 Desember 2011

Penyaluran Pinjaman Tanpa Bunga Bagi Pedagang Pasar Tradisonal

Ribuan pedagang kecil dimana sebagian besar pelakunya adalah pedagang perempuan yang selama ini mendominasi usaha di pasar tradisional terjerat rentenir. Kondisi ini menjadi salah satu hambatan untuk meningkatkan kesejahteraa mereka. Hal itu disebabkan rentenir menerapkan bunga pinjaman tinggi sehingga pedagang kecil tak mampu meningkatkan ekonomi.

Terjeratnya pedagang kecil ini akibat susahnya mendapatkan modal dengan mudah dan murah sehingga rentenir menjadi alternatif mendapatkan modal cepat. Pedagang meminjam tanpa harus menggunakan anggunan dan kemudahan proses pinjaman yang tak berbelit-elit. Kondisi seperti tersebut jelas menjadi nasib mereka menjadi semakin terpuruk apa lagi akhir akhir ini pasar moden dan mini market timbuh sedemikian cepat.

Melihat kondisi yang seperti diatas LSU Bina Insani melalu Bidang Pemberdayaan telah lama meluncurkan program Pinjama " Qordhul Hasan " sbuah skim pinjaman tanpa bungan dengan pendekatan kelompok. Salama ini program ini memang hanya di peruntukan bagi bagi pedagang, peternak dan petani tetapi berdasarkan rapat kerja Bidang Pemberdayaan kedepan akan di prioritaskan bagi bagi para pedagang kecil di Pasar Tradisonal. Sebagai langkah awal realisasi Program Pinjaman " Qurdhul Hasan " bagi para pedagang Pasar tadisional Pada Hari Minggu Tgl 25 Desember 2011 talah direalisikan Pinjaman " Qurdhul Hasan " bagi 20 Pedagang pasar Kejawang Kec. Sruweng yang tergabung dalam Kelompok Pedagang " SUKSES " dimana setiap pedagang mendapat pinjaman sebesar Rp 500.000,-.

Sabtu, 24 Desember 2011

Sarasehan " Kompetensi dan Kesejahteraan Guru Swasta "

Bila pendidikan disepakati sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, yang perlu dibenahi segera adalah kualitas guru, karena kualitas guru menjadi faktor dominan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Selama guru masih dimarginalkan, tidak menjadi prioritas, pendidikan akan sulit untuk menjadi berkualitas. Meski bukan satu-satunya, mutu pendidikan sangat terkait dengan tingkat kesejahteraan guru.

Dalam hal kesejahteraani, guru sekolah negeri yang sebagian besar adalah PNS tentu saja lebih baik daripada guru sekolah swasta yang digaji oleh yayasan atau lembaga pengelola. Walaupun memang untuk beberapa sekolah swasta favorit gaji gurunya bisa menyamai guru swasta. Padahal guru sekolah swasta juga mempunyai beban kerja yang sama bahkan lebih berat dalam rangka ikut mencerdaskan anak bangsa. Banyak sekolah swasta menerima murid yang tidak diterima di sekolah negeri dengan kemampuan akademik dan ekonomi yang pas-pasan. Tentu saja beban guru dalam mendidik anak bangsa ini juga lebih berat.

Untuk Menjawab problematika tersebut pada hari Sabtu 24 Desember 2011 bertempat di SD IT Logaratima Karanganyar LSU Bina Insani mengadakan Sarasehan Tentang “ Kompetensi dan Kesejahteraan Guru “. Kegiatan tersebut dihadiri Guru PAUD, Guru TK, Guru SD dan Guru SMP yang berada dibawah naungan LSU Bina dengan Narasumber Bangian Tendik Dikpora Kabupaten Kebumen.

Rabu, 21 Desember 2011

Selamat Datang dan Berjuang Para Relawan Baru

LSU Bina Insani yang bergerap pada Bidang Pendidikan dan Dakwah, Pemberdayaan, Advokasi dan Muslimah dan Anak senantiasa berusaha untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat luas. Kegiatan kegiatan pelayanan tersebut tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit dan terjamin kesinambungannya.

Untuk mendukung kegiatannya, lSU Bina Insani selama ini menggalang dana baik dari sektor swasta maupun perseorangan melalui sumbangan dana, kotak infaq dan kerjasama.
Salah satu bagian dari program penggalangan dana ini, adalah merekrut dan mengajak relawan untuk mensukseskan penggalan dan dan implementasi kegiatan dilapangan.
Berkaitan dengan hal diatas pada Hari Rabu tanggal 21 Desember 2011 bertempat di kantor LSU Bina Insani diadakan rapat untuk relawan baru. Pada rapat tersebut dibahas tentang mekanisme kerja serta pembagian wilayah kerja masing masing relawan sebagai berikut :

NAMA RELAWAN BARU BINA INSANI DAN WILAYAH TUGASNYA
No Kecamatan Nama Relawan
1 Kutowinangun Yanto
2 Kebumen Budi
3 Pejagoan Toni
4 Sruweng Toni
5 Kr Anyar Pardi
6 Kr Gayam Pardi
7 Gombong Herman
8 Sempor Herman
9 Kuwarasan Mukharom.

Anda berniat berjuang segera bergabunglah dengan dengan kami " Menuju Perubahan Kearah Yang Lebih Baik "

Kamis, 03 November 2011

Ciri-ciri Orang yang Sidiq

Orang yang sidiq memiliki beberapa ciri, diantara ciri-ciri mereka yang Allah gambarkan dalam al-Qur’an adalah:

1. Teguh dan tegar terhadap apa yang dicita-citakan (diyakininya). Allah SWT mencontohkan dalam al-Qur’an, orang-orang yang sidiq terhadap apa yang mereka janjikan (bai’atkan) kepada Allah: (QS. 33: 23)
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً
“Di antara orang-orang mu'min itu ada orang-orang yang menepati (membenarkan) apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)”

2. Tidak ragu untuk berjihad dengan harta dan jiwa. Allah berfirman dalam al-Qur’an (QS. 49: 15)

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.”

3. Memiliki keimanan kepada Allah, Rasulullah SAW, berinfaq, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji dan sabar. (QS. 2: 177)

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الأَخِرِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

4. Memiliki komitmen yang kuat terhadap Islam. Allah mengatakan dalam al-Qur’an, (QS. 3: 101)

وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“…barang siapa yang berpegang teguh dengan agama Allah, maka sungguh dia telah mendapatkan hidayah menuju jalan yang lurus…”

Sumber :http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/

Selasa, 01 November 2011

Peradaban Islam: Peradaban Ilmu dan Tulisan

Oleh: Nuim Hidayat*
BANGSA Arab hingga pada masa jahiliah, telah mengapresiasi kegiatan tulis-menulis dan urgensinya. Ketika itu, mereka memasukkan kemampuan menulis sebagai salah satu dari tiga syarat utama seseorang disebut minal kamilin (di antara orang-orang yang sempurna). Ibnu Sa’ad menuturkan, “Orang yang sempurna (al-Kamil) menurut mereka pada masa Jahiliah dan permulaan Islam adalah orang yang dikenal mampu menulis Arab, piawai dalam berenang, dan ahli dalam memanah.”

Rasulullah saw telah mendidik sahabat tentang pentingnya ilmu, dunia tulis menulis, dokumentasi dan lain-lain. Prof. Mustafa Azami misalnya, menyebut Rasulullah mempunyai 65 sekretaris (dalam bukunya Kuttabun Nabi, diterjemahkan GIP dengan judul 65 Sekretaris Nabi). Jumlah tersebut merupakan hasil penelitian sumber kitab-kitab yang ternama, dan manuskrip-manuskrip yang belum ditemukan oleh ulama sebelumnya.

Azami menyatakan bahwa saat meneliti dan menulis kitab itu, ia memperoleh naskah fotokopi dari kitab yang sangat bernilai, yaitu kitab al-Intishar lil Qur’an karya al-Baqilani (w. 403 H). Al-Baqilani mengulas para sekretaris Nabi saw. Ia menyebutkan nama-nama sekretaris Nabi yang sebagian besar telah dikenal oleh para penulis yang lain. Tetapi, sebagian lainnya tidak terdapat di kitab-kitab yang lain. Bahkan, ada beberapa nama dalam kitab tersebut yang tidak kami temukan di kitab-kitab yang beredar dan dikenal mengulas biografi sahabat, seperti kitab Thabaqat Ibni Sa’ad, Usudul Ghabah, al-Ishabah, dan kitab-kitab besar lainnya.

Al-Baqilani berkata, “Nabi saw. mempunyai banyak jamaah yang hebat dan cerdas. Semuanya dikenal sebagai sekretaris beliau, dan berasal dari kalangan Muhajirin dan Anshar.”

Azami menyebutkan, di antara sekretaris Rasulullah saw antara lain: Zaid bin Tsabit yang ditugaskan untuk menulis surat kepada raja-raja, Ali bin Abi Thalib yang bertugas menulis akad-akad perjanjian, al-Mughirah bin Syu’bah yang menulis kebutuhan-kebutuhan Nabi yang bersifat mendadak, Abdullah ibnul Arqam yang betugas mencatat utang-piutang dan akad lainnya di tengah masyarakat, dan lain-lain.

Guru Besar Universitas Ibnu Saud ini menyatakan, salinan naskah dari surat-surat Nabi saw. yang dikirimkan ke berbagai pihak di seantero penjuru itu juga dipelihara keberadaannya oleh beberapa sahabat. Misalnya Ibnu Abbas, Abu Bakar bin Hazm, Abu Bakar ash-Shiddiq, dan Umar ibnul Khaththab. Abu Bakar memiliki naskah surat Nabi saw. tentang masalah sedekah. Sementara Umar menyimpan semua naskah tentang akad-akad perjanjian dan kesepakatan yang diambil dari para tokoh terkemuka. Salinan atau copy-an dari surat-surat tersebut sangat berguna mengingat wilayah kekuasaan Islam yang luas.

Peradaban Tulisan

Dalam sirah Nabi, dapat dibaca bahwa belum genap satu tahun Rasulullah saw. tinggal di Madinah, beliau langsung menulis piagam yang dikenal dengan “Undang-Undang Negara Modern,” meminjam istilah beberapa peneliti. Piagam tersebut mengatur hubungan antara kaum Muhajirin (Mekah) bersama kaum Anshar (Madinah) di satu pihak, dan kaum Muslimin bersama kaum Yahudi di pihak lain. Menurut Azami, Madinah menjadi sebuah negara bagi kaum Muslimin. Sebuah negara menuntut adanya tata tertib, fasilitas, dan administrasi yang jelas. Sehingga tumbuh diwan-diwan atau kesekretariatan pada masa Nabi saw.

Tentang tradisi tulis menulis ini, akhirnya Prof. Azami menyimpulkan: ”Ketika Islam datang, jumlah para penulis masih dibilang minim (di kalangan kaum Quraisy hanya terdapat 17 orang -pen). Tetapi, berkat strategi pengajaran yang diterapkan Nabi saw., ilmu pun tersebar luas dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga, jumlah para sahabat yang menulis untuk Nabi ketika itu mencapai enam puluh orang. Dengan merujuk sumber-sumber yang cukup memadai di tengah-tengah kita sekarang ini, kita dapat menggambar grafik yang luas bagi aktivitas tulis-menulis atau administrasi pada masa Nabi saw.”

Mengutip kembali al-Baqilani, Azami menyatakan, “Nabi saw. mempunyai banyak jamaah yang hebat dan cerdas. Semuanya dikenal sebagai sekretaris beliau, dan berasal dari kalangan Muhajirin dan Anshar.”

Azami mengkategorikan sekretaris Rasulullah sebagai berikut :

1. Kelompok yang dikenal sebagai sekretaris yang sering menulis, seperti Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Mu’awiyah bin Abu Sufyan ridhwanullah ‘alaihim ajma’in.

2. Kelompok sahabat yang ditetapkan sebagai sekretaris, tetapi frekuensi menulisnya tidak sama seperti kelompok pertama. Mereka misalnya Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar ibnul Khaththab, Abu Ayyub al-Anshari, dan lain sebagainya, ridhwanullah ‘alaihim ajma’in.

3. Kelompok sahabat yang nama-namanya tercantum dalam kitab al-Watsa`iqus Siyasiyyah dan kitab-kitab lainnya, tetapi kami tidak menemukan penyebutan nama mereka sebagai sekretaris Nabi saw.. Mereka misalnya Ja’far, al-Abbas, Abdullah bin Abu Bakar ridhwanullah ‘alaihim ajma’in.

Di antara Sekretaris Nabi dari kalangan Muhajirin, disebutkan: Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar ibnul Khaththab, Utsman bin ‘Affan, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Arqam, Khalid bin Sa’id, dan lain-lain. Para ahli sejarah menuturkan bahwa Nabi sangat memercayai Khalid, sehingga beliau menyuruhnya untuk mengumpulkan dokumen yang ditulisnya dan surat-surat yang distempelnya. Ia juga sebagai sekretaris Abu Bakar. Sedangkan Umar menugaskannya sebagai pengurus Baitul Maal.

Pada masa permulaan Islam, tempat “berkantor” para sekretaris dinamakan Diwan. Diwan juga dapat diartikan kumpulan lembaran-lembaran dan daftar tulisan yang berisi nama-nama tentara dan para pemberi sedekah. Dari hasil penelitiannya, Azami menyimpulkan ada tiga macam diwan pada masa permulaan Islam, yaitu:

1. Diwanul Insya` (kantor pembuatan surat-surat kenegaraan).

2. Diwanul Jaisy (pusat data personel militer)

3. Diwanul Kharaj/ al-Jibayah (pusat pengelolaan keuangan negara) untuk menginventarisasi pajak yang dikembalikan pada Baitul Maal dan pemberian yang diwajibkan atas setiap muslim.

Mengenai Diwanul Insya`, al-Qalaqsyandi berkata, “Diwan ini (al-Insya`) merupakan diwan yang pertama ada dalam Islam. Diwan ini telah digunakan pada masa Nabi saw.”

Pusat administrasi—dalam formatnya yang sederhana—telah dipergunakan pada masa Nabi saw. Tatkala roda pemerintahan dipegang oleh Sayyidina Umar r.a. dan Daulah Islam telah meluas, maka pengembangan sistem administrasi adalah suatu hal yang sangat penting. Umar r.a. telah menginstruksikan untuk membuat pusat administrasi (diwan) dengan format yang lebih menyeluruh dari format diwan sebelumnya.

Sebagai bukti, Diwanul Insya`(kantor pembuatan surat-surat kenegaraan)—sebagaimana dinyatakan al-Qalaqsyandi—adalah diwan yang pertama kali dibuat dalam Islam. Penggunaannya telah dimulai pada masa Nabi saw.

Berkaitan dengan Diwanul Jaisy (pusat data personel militer), sebuah keterangan dalam Shahih al-Bukhari dijelaskan, “…dari Hudzaifah r.a., ia berkata, ‘Nabi saw. bersabda, ‘Tulislah bagiku orang yang mengucapkan (ikrar) Islam.’ Maka kami pun menuliskannya sebanyak 1500 orang.”

Di antara indikator yang menunjukkan salah satu kebiasan mereka dalam mencatat orang-orang yang ditentukan keikutsertaannya dalam peperangan, adalah riwayat Imam Bukhari dalam kitabnya, Shahih al-Bukhari. “…dari Ibnu Abbas, ia mendengar Nabi saw. bersabda, ‘Seorang laki-laki sungguh tidak boleh menyendiri bersama seorang perempuan. Dan seorang perempuan sungguh tidak boleh melakukan perjalanan kecuali ada mahram yang ikut bersamanya.’ Maka seorang pria berdiri dan berkata, ‘Wahai Rasulullah! Apakah aku dicatat untuk ikut dalam peperangan ini dan itu, sementara istriku keluar demi suatu keperluan...’”

Rasululullah saw juga terbiasa menyuruh para sahabat agar segera menjawab surat-surat yang masuk kepada pemerintahan-Nya. Ibnul Qasim meriwayatkan dari Malik, ia berkata, “Telah sampai kepadaku sebuah riwayat, bahwa ada sepucuk surat yang sampai kepada Rasulullah saw., ‘Siapa yang mau menjawab surat ini atas namaku?’ Tanya beliau. Abdullah ibnul Arqam menjawab, ‘Saya.’ Ia pun lekas menulis surat jawaban atas nama Nabi. Kemudian ia membawa surat itu ke hadapan beliau (dan membacakannya). Beliau pun kagum dengan isi surat tersebut lalu meluluskannya.”

Tentang pentingnya menulis ini, Imam Syafii mengingatkan: “Ilmu itu bagaikan binatang liar, menulis (mencatat) adalah pengikatnya. Ikatlah hewan buruanmu dengan tali yang kuat. Adalah bodoh bila Anda memburu seekor kijang, kemudian Anda lepas begitu saja tanpa tali pengikat.”

Kehebatan dalam dunia tulis menulis ini terus berkembang, sehingga generasi sahabat, tabiin, tabiiut tabiin, dan seterusnya berprestasi dalam menjaga keotentikan Al-Qur’an dengan membukukannya, menuliskan Sunnah Rasulullah saw, melahirkan ilmu aj jarh wat ta’dil, ilmu bahasa Arab (sharaf, nahwu dll), ilmu matematika, ilmu fisika, dan lain-lain. Sejarah Islam kemudian mencatat ilmu terus berkembang dan perkembangan buku dalam Islam --apalagi setelah ditemukannya teknologi kertas-- melimpah luar biasa.

Dr Ahmad Amin dalam bukunya yang terkenal “Dhuha Islam“ menyatakan: “Banyak sekali jenis kertas yang terdapat dalam masa pemerintahan kerajaan Abbasiyah, antaranya ialah kertas firaun (mengambil nama orang-orang Firaun di Mesir), kertas sulaimani (mengambil nama Sulaiman bin Rashid, Gubernur Harun al Rashid di Khurasan), kertas jaafari (mengambil nama Jaafar al Barmaky), kertas al talhi (mengambil nama Thalhah bin Hasan). Pada masa tersebut juga terdapat banyak sekali tempat perusahaan kertas, di antaranya ialah di Samarqand, Baghdad, Tihamah, Yaman, Mesir, Damsyik, Tarablus, Humah, Khimath, Mambaj, Maroko, dan juga Andalus. Dalam abad yang kedua Hijrah terdapat perusahaan kertas yang dibuat dari perca-perca kain, kertas jenis ini telah digunakan secara meluas dan dapat menandingi kertas-kertas yang lain.”

Hasil dari wujudnya bahan-bahan kertas serta penulisan ilmu pengetahuan pada masa itu, maka terciptalah buku-buku dan tempat menyimpan buku (perpustakaan). Karena itu, perpustakaan merupakan sumber utama bagi kebudayaan di zaman Abbasiyah.

Ahmad Amin melanjutkan: “Satu perkara yang kita sebutkan di sini bahwa dengan sebab banyaknya kertas yang digunakan sebagai bahan penulisan dan banyaknya buku yang muncul pada masa itu, maka lahirlah pula satu perusahaan yang bernama Wiraqah yaitu perusahaan yang bertugas untuk menyalin, mentashih, serta menjilid buku-buku, dan lain-lain perkara yang berhubung dengan buku. Dengan sebab itu banyak sekali toko Wiraqah dan ia merupakan sumber yang penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu, karena pemilik toko-toko ini menyalin buku-buku ilmu pengetahuan, kemudian mereka mentashihnya, setelah itu dijilid lalu dijual kepada pembeli. Dengan demikian buku-buku tersebut tersebar luas di seluruh daerah. Mereka yang ingin mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan pula akan mengunjungi toko-toko ini untuk membaca dan mengkaji buku-buku yang terdapat disini.”

Ziauddin Sardar dan MW Davies dalam bukunya berjudul Distorted Imagination menggambarkan penerbitan buku di dunia Islam 10 abad silam, hampir setara dengan pencapaian peradaban Barat saat ini, baik secara kualitas maupun kuantitas. “Hampir 1000 tahun sebelum buku hadir di peradaban Barat, industri penerbitan buku telah berkembang pesat di dunia Islam,”paparnya. (lihat Republika, 9 September 2008).

Sardar menyatakan bahwa di dunia Islam kali pertama perpustakaan umum berdiri. Peradaban Islam pula yang menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk meminjam buku. Tak cuma sebatas itu, darul al ilm (perpustakaan) pun menjadi tempat pertemuan dan diskusi. Perpustakaan di era kejayaan Islam juga menjadi sarana pertukaran ilmu antara guru dan murid. Di Baghdad saja saat itu, terdapat sekitar 36 perpustakaan umum, sebelum kota metropolis intelektual itu dihancurkan oleh tentara Mongol.

*Penulis adalah peniliti pada INSISTS

Sumber : http://www.hidayatullah.com/index.html

Minggu, 30 Oktober 2011

Pelatihan ICT Bagi Guru Guru Di Lingkunagn Bina Insani

Guru-guru di pada LSU Bina Insani harus melek teknologi. Perkembangan teknologi dan informasi (ICT) yang sedemikian pesat menuntut guru harus meninggalkan metode-metode konvensional. Guru professional adalah guru yang juga mampu menguasai tehnologi informasi dan komunikasi. Tuntutan ke depan bahwa guru harus mampu menyusun dan mengembangkan program pembelajaran yang memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi (Information Communication Tehnology) atau ICT.

Teori belajar behaviorisme berpandangan bahwa proses pembelajaran terjadi sebagai hasil pengajaran yang disampaikan guru melalui atau dengan bantuan media (alat). Sedangkan teori belajar konstruktivisme berpandangan bahwa media digunakan sebagai sesuatu yang memberikan kemungkinan siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan. Kozma (1991) menyatakan bahwa media dapat dibedakan dari teknologi (mekanik, elektronik, bentk fisik), sistem simbolik (karakter alpha-numerik, objek, gambar, suara) serta sarana yang digunakan (radio, video, komputer, buku).

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yangberkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat yang satu kelainnya. Karena itu, penguasaan TIK berarti kemampuan memahami dan menggunakan alat TIK secara umum termasuk komputer (Computer literate) dan memahami informasi(Information literate). Tinio mendefenisikan TIK sebagai seperangkat alat yangdigunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mendiseminasikan, menyimpan, danmengelola informasi. Teknologi yang dimaksud termasuk komputer, internet, teknologipenyiaran (radio dan televisi), dan telepon. UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIKadalah teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola danmendistribusikan informasi. Defenisi umum TIK adalah computer, internet, telepon,televise, radio, dan peralatan audiovisual.

Bertitik tolak dari adanya kenyataan tersebut, maka LSU Bina Insani pada hari minggu 30 Oktober 2011 bertempat di SD IT Logaritma melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemanfaatan ICT
Pelatihan dimaksudkan agar para guru dilingkungan LSU Bina Insani mampu menguasai ICT yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk membantu proses belajar mengajar menjadi lebih maksimal sesuai kondisi kekinian,

Rabu, 19 Oktober 2011

Larangan Berbuat Dholim

Dari Abu Dzar Al-Ghifari rodhiallohu ‘anhu dari Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda meriwayatkan firman Alloh ‘azza wa jalla, bahwa Dia berfirman, “Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku mengharamkannya pula atas kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. Wahai hamba-hambaKu, kalian semua tersesat, kecuali orang yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah itu kepada-Ku, niscaya kuberikan hidayah itu kepadamu. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian lapar, kecuali orang-orang yang aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku berikan makanan itu kepadamu. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian adalah orang-orang tidak berpakaian, kecuali orang-orang yang telah Kuberi pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku berikan pakaian itu kepadamu. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian senantiasa berbuat dosa di malam dan siang hari sedangkan Aku akan mengampuni semua dosa, maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian semua. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian tidak dapat mendatangkan kemanfaatan bagi-Ku sehingga tidak sedikit pun kalian bermanfaat bagi-Ku. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian semua tidak akan dapat mendatangkan bahaya bagi-Ku sehingga tidak sedikit pun kalian dapat membahayakan-Ku. Wahai hamba-hambaKu, andaikan kalian semua dari yang awal sampai yang terakhir, baik dari bangsa manusia maupun jin, semuanya bertakwa dengan ketakwaan orang yang paling takwa di antara kalian, hal itu tidak menambah sedikit pun dalam Kerajaan-Ku. Wahai hamba-hambaKu, andaikan kalian semua dari yang awal sampai yang terakhir, baik dari bangsa manusia maupun bangsa jin, berdiri di atas satu dataran lalu meminta apa pun kepada-Ku, lalu aku penuhi semua permintaan mereka, hal itu sedikit pun tidak mengurangi kekayaan yang Aku miliki, hanya seperti berkurangnya air samudra ketika dimasuki sebatang jarum jahit (kemudian diangkat). Wahai hamba-hambaKu, semua itu perbuatan kalian yang Aku hitungkan untuk kalian, kemudian Aku membalasnya kepada kalian. Maka barang siapa mendapatkan kebaikan, hendaklah ia memuji Alloh, dan barang siapa mendapatkan selain itu, hendaklah ia tidak mencela kecuali dirinya sendirinya.” (HR. Muslim)

HADITS QUDSI
Hadits Qudsi adalah firman Alloh yang disampaikan oleh Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam yang bukan Al Quran. Ulama berbeda pendapat tentang lafaz hadits Qudsi, sebagian berpendapat lafaznya dari Alloh, sebagian yang lain berpendapat maknanya dari Alloh, adapun lafaznya dari Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam

KEZALIMAN
Kezaliman adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Kezaliman ada dua martabat, yaitu menzalimi diri sendiri, dan menzalimi orang lain. Menzalimi diri sendiri ada dua bentuk yaitu syirik, dan perbuatan dosa atau maksiat. Menzalimi orang lain adalah menyia-siakan atau tidak menunaikan hak orang lain yang wajib ditunaikan.

HIDAYAH
Hidayah ada dua macam yaitu Hidayatul Irsyad dan Hidayatut Taufiq. Hidayatul Irsyad adalah ilmu dan penjelasan. Hidayatut Taufiq adalah amal terhadap ilmu atau ittiba’.

Sumber :http://ahsan.tv/

Senin, 17 Oktober 2011

Menerima Tamu Dari Plan

. Pada tanggal 17 dan 18 Oktober 2011 LSU Bina Insani Kedatangan Tamu dari Plan PU Kebumen dan Jakarta. Rombongan Plan terdiri dari Amirudin ( PU Kebumen ) Mba Yuyun bagian program dan Bery Mas dari bagian Keuangan Plan jakarta.

Pertemuan dilaksanakan di kantor LSU Bina Insani dipimpin langusng oleh Ibu Dra Sri Winarti, MH yang didampingi beberapa staf LSU Bina Insani. Menurut Amirudin selaku Manager Plan PU Kebumen kedatangan Rombongan Plan dimakasud sebagai assesment dalam rangka penjajagan kerja sama antar Plan PU Kebumen dengan LSU Bina Insani.

Banyak hal yang didiskusikan oleh Mba Yuyun dan Mas Barri dalam pertemuan tersebut mulai dari kelembagaan Visi dan Misi Lembaga, Program kerja, Managemen SDM, sampai dengan managemen keuangan LSU Bina Insani serta capaian capaian yang telah dilakukan oleh LSU Bina Insani.
Semoga dengan assesment ini kedapan dapat dijalin kerja sama antar Plan PU Kebumen dengan LSU Bina Insani.

Mengawal Perda Pendidikan Kab. Kebumen

Pada Hari Senen Tgl 17 Oktober Komisi A DPRD Kab Kebumen mengadakan Rapat Dengar Pendapat dalam rangka mendapat masukan Perda Inisiatif Penyelenggaraan Pendidikan Kebumen. Rapat dengar pendapat tersebut diikuti oleh Dewan Pendidikan,LSM Bina Insani, Indipt,Plan dan Formasi.

Dalam acara dengar pendapat tersebut LSU Bina Insani di wakili oleh Sri Sukarti, Spd dan Dwi Winarti S.Sos. Dalam kesempatan tersebut Sri Sukarti menyapaikan pentingnya perda pendidikan kab kebumen untuk memberi keadilan bagi sekolah swasta di kab kebumen dan dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Pelatihan Managemen Baitul Maal

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme pengelola Baitul Maal BMT maka Asosiasi BMT Kab Kebumen menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Baitulmaal BMT yang dilaksanakan pada Tanggal 23-24 September 2011 bertempat di Hotel Candi Sari Karanganyar - Kebumen. Acara diikuti oleh 42 Pengelola Baitulmaal BMT se-eks karesidenan Kedu dan Bayumas.

Pada kegiatan tersebut peserta diberikan materi tentang bagaimana mengelola Baitulmaal agar dapat memperoleh kepercayaan para donatur dengan cara menyusun program-program pemberdayaan masyarakat yang tepat guna serta menyusun laporan keuangan yang transparan dan akuntable. Pada kesempatan itu, peserta juga mendapatkan suntikan motivasi dari pakar ekonomi Islam sekaligus rektor STEI Jogjakarta Prof. DR. H. Muhammad.

Dalam acara tersebut LSU Bina Insani turut berpartisipasi dengan mengirimkan peserta pelatihan dengan harapan akan menambah wawasan dan ketrampilan dalam mengelelola Baitul Maal Bina Insani.

Pembangunan Pondok Pesantren Daruth Thoyibah 80 %

. Pembangunan Ponpes Daruth Thoyibah terus dipercepat penyelesaianya. Walaupun banyak kendala dan terbatasnya dana yang dimiliki LSU Bina Insani namun berkat bantuan dan partisiapasi banyak pihak sampai saati ini proses pembangunan pondok telah mencapai hampir 80 %.

Menurut kordinator pembangunan fisik, Mas Jasim pada bulan otober ini diharapkan pembagunan empat lokal ruang pembelajaran dapat terselesaikan dan dapat digunakan sepenuhnya. Selajutnya mulai bulan november tahun ini juga direncankan akan dimulai kembali pembangunan 6 lokal ruang pembelajaran dan asrama.

Berkaitan dengan hal tersebut lembaga sangat berharap doa dan dukukangan donasi agar rencana pembanunan Pondok Pesantren Terpadu Daruth Thoyibah dapat terlaksana dengan baik.

TK ABI Candi Membangun 2 RKB

. Setelah sekian lama mengontrak dan sempat berpindah pindah lokasi pada akhirnya mulai tahun ini TK Al Islam Bina Insani Candi diharapkan bisa menempati bangunan milik sendiri.

Pada saat ini TK ABI Candi sedang membangun dua lokal klas baru yang diharapkan bisa selesai pada bulan oktober ini. Dengan dibangunnya dua lokal klas tersebut fasilitas dan infrastruktur dasar dapat terpenuhi ( Dua Lokal Klas, 1 Ruang Guru, 1 Ruang Kepala Sekolah, Kamar madni dan WC ).

Menurut Kepala Sekolah TK Al Islam Bina Insani Candi, Ustdzah Yani pembangunan prasarana dasar ini memang sudah direncanakan sejak lama sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Disamping meningkatkan kulailitas sarana dan prasarana pendidikan kualita Guru juga terus ditingkatkan . Bagaimanapun juga Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus benar-benar membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan.
Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, karena gurulah yang merupakan aktor utama dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.

Membangun Mutu Pendidikan dengan Paguyuban Kelas

. Pada hari Sabtu Tanggal 1 Oktober 2011 paguyuban kelas 5 SD IT Logaritma mengadakan pertemuan rutin bulanan. Pertemuan kali ini diikuti oleh sebagian besar wali murid klas 5 dan wali kelas.

Paguyuban kelas merupakan perkumpulan orang tua murid dalam suatu kelas yang bertujuan untuk membangun, menumbuhkan, dan meningkatkan partisipasi kepedulian dan tanggung jawab orang tua dengan memberikan saran dan masukan dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

Paguyuban kelas adalah wadah kegiatan komunitas orang tua wali siswa disuatu kelas tertentu. Melalui paguyuban kelas diharapkan orang tua dapat lebih berperan dalam pembelajaran atau kegiatan lain yang menunjang pencapaian tujuan pendidikan anaknya. Paguyuban kelas dapat menentukan sendiri jenis kegiatan selama selaras dengan tujuan pendidikan dan sekolah. Agar paguyuban lebih maksimal memainkan perannya dapat melakukan analisa sederhana tentang kebutuhan yang mendesak di kelas anaknya. Dengan cara seperti ini paguyuban kelas dapat menentukan kegiatan yang paling dibutuhkan untuk memajukan mutu pendidikan.

Sampai saat ini semua klas di SD IT Logaritma telah mempunyai paguyuban kelas, kedepan paguyuban kelas akan di kembangkan lebih lanjut pada seluruh lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan LSU Bina Insani.

Kamis, 15 September 2011

Manajemen Islami

Meski semua ekonom mengenal Adam Smith dan buku Wealth of Nations-nya, hanya segelintir yang membacanya dengan teliti. Dalam buku itu, Adam Smith mengutip laporan perjalanan Doktor Pocock yang menjelaskan rahasia kesuksesan para pedagang Arab. Keberhasilan mereka, tulis Smith, terletak pada keramahan dan kemurahannya. Tepatnya, ia menulis, “ketika mereka memasuki sebuah kota, mereka mengundang orang-orang di jalan, baik kaya maupun miskin, untuk makan bersama dengan duduk bersila. Mereka memulai makan dengan mengucap bismillah dan mengakhirinya dengan ucapan hamdalah.” (Adam Smith,Wealth of Nations [Oxford University Press,1993] hal.261,541).

Ratusan tahun kemudian,umat Islam seakan meninggalkan konsep manajemen yang telah membuat dunia terkesima ini. Syukurlah, belakangan ini sejumlah mujtahid Islam menggali kembali khazanah keilmuan ini. Salah satunya adalah Abu Sin dalam bukunya Al-Idarah fi al Islam.

Abu Sin mengkritik aliran-aliran manajemen konvensional mulai dari aliran scientific management, aliran bureaucratic, aliran human relations, aliran behavioral dan aliran pendekatan sistem.

Menurut Abu Sin, scientific management hanya menekankan pada pentingnya efisiensi dan kompensasi ekonomis sebagai insentif utama bagi pekerja, padahal efisiensi menjadi kontraproduktif bila pekerja merasa diperlakukan seperti robot dan berapapun besarnya kompensasi ekonomis akan terasa kurang bila kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi. Bahkan, konsep ini menimbulkan pertentangan yang tidak ada habisnya antara pekerja rendahan dengan manajemen atas.

Dalam rumusan Abu Sin,ada empat hal yang harus terpenuhi untuk dapat dikategorikan manajemen islami :

Pertama, manajemen islami harus didasari nilai-nilai dan akhlak islami. Etika bisnis islami yang ditawarkan Salafy dan Salam berlaku universal tanpa meneganl ras dan agama. Boleh saja berbisnis dengan label Islam dengan segala atributnya, namun bila nilai-nilai dan akhlak berbisnis ditinggalkan, cepat atau lambat bisnisnya akan hancur.

Kedua, kompensasi ekonomis dan penekanan terpenuhinya kebutuhan dasar pekerja. Cukuplah menjadi suatu kezaliman bila perusahaan memanipulasi semangat jihad seorang pekerja dengan menahan haknya, kemudian menghiburnya dengan pahala yang besar. Urusan pahala,Allah yang mengatur. Urusan kompensasi ekonomis, kewajiban perusahaan membayarnya.

Ketiga, faktor kemanusiaan dan spiritual sama pentingnya dengan kompensasi ekonomis. Pekerja diperlakukan dengan hormat dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan. Tingkat partisipatif pekerja tergantung pada intelektual dan kematangan psikologisnya. Bila hak-hak ekonomisnya tidak ditahan, pekerja dengan semangat jihad akan mau dan mampu melaksanakan tugasnya jauh melebihi kewajibannya.

Keempat, sistem dan struktur organisasi sama pentingnya. Kedekatan atasan dan bawahan dalam ukhuwah islamiyah,tidak berarti menghilangkan otoritas formal dan ketaatan pada atasan selama tidak bersangkut dosa.

Sumber : hudzaifah.org

Do’a Merupakan Pembuka Pintu-Pintu Rahmat dari Allah .

Do’a merupakan pembuka pintu-pintu rahmat Allah yang sangat didambakan oleh setiap hamba. Karena dengan rahmat-Nyalah kita mendapat hidayah Islam dan Iman, serta mendapat pula maghfirah (ampunan) dari dosa-dosa yang telah kita lakukan.

Rasulullah bersabda:

منْ فُتِحَ لَهُ مِنْكُمْ بَابُ الدُّعَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَمَا سُئِلَ اللهُ شَيْئًا يُعْطَىأَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ الْعَافِيَةَ ، إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللهِ بِالدُّعَاء

“Barangsiapa diantara kalian yang dibukakan baginya pintu do’a, niscaya ia akan dibukakan baginya pintu-pintu rahmat. Dan tidaklah Allah dimintai sesuatu yang lebih Allah cintai dari meminta keselamatan (di dunia dan akhirat). Sesungguhnya do’a itu bermanfaat pada hal-hal yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi, maka hendaklah berdo’a wahai hamba-hamba Allah.” (At-Tirmidzi)

Senin, 12 September 2011

Studi Banding Ke DD Dalam Rangka Membangun Kemandirian Lembaga

“Uang adalah satu-satunya hal yang menggerakkan dunia”
- Publius Syrus (42 SM)
Sebagai sebuah LSM Bina Insani tentunya dituntut untuk terus dapat menggerakan program programnya, tuntutan tersebut dapat berjalan manakala tersedia dana yang memadai untuk itulah sejak awal berdirinya masalah pendanaan memang menjadi perhatian yang serius. Berbagai program fundraising dirancang dan dikembangkan dengan target semakin lama menjadi semakin mandiri hal tersebut bukan berarti anti terhadap para donor asing (funding ) dan bantuan pemerintah Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
1.Lembaga tidak punya pendanaan yang berkelanjutan dan stabil
2.Lebih mudah mencari funding asing – akibatnya misi sering berubah sesuai dengan keinginan funding
3.Dukungan funding jarang jangka panjang (Lembaga donor biasanya project oriented dan dapat memindahkan area kerjanya).
4.Menurunnya kredibilitas dan legitimasi lembaga di mata publik
5.Menurunnya pengaruh lembaga terhadap pemerintah dan legislatif – “tidak punya pencapaian, tidak punya power”
6.Lembaga tidak punya hubungan baik dengan konstituen
7.Menghindari donor diriven dengan lebih mengutamakan visi dan misi lembaga
Dari beberapa pertimbangan itulah pengembangan usaha sediri dan menggali dukungan dari masyarakat menjadi pilihan menjadi pilihan utama yang diambil LSU Bina insani tanpa menafikan donor dan bantuan pemerintah. Apalagi tekad untuk terus berjuang dan memperjuangkan masyarakat telah menjadi agenda yang harus tetap dijalankan walau tanpa dukungan dari sponsor. Untuk memantapkan tekad tersebut beberapa waktu yang lalu bersama beberpa LSM kabupaten kebumen melakukan study bandi ke Dompet Dhuafa Jakarta.

Jumat, 09 September 2011

Silaturahmi Keluarga Besar Bina Insani

Hari Kamis 3 Syawal 1432 H/ 3 September 2011 betermpat di PP Daruth Thoyyibah Karanganyar LSU Bina Insani mengadakan kegiatan silaturtahmi. Walaupun acara tersebut di kemas secara sederhana dan saangat mendadak, karena acara baru direncanakan secara matang hanya pada malam sebelum pelaksanaan, sehingga tidak semua keluarga besar Bina Insani yang terkonfirmasi namun demikinan pelaksanaannya berlangsung cukup meriah dan penuh dengan keakaraban. Acara Silaturahmi Keluarga besar YBI dihadiri ini kurang lebih 300 orang banyak dari meraka merupakan perantau yang pulang kekampubg halaman dari jakarta, tangerang, bekasi, bogor, depok, karawang dan kota besar lainnya.

Senin, 05 September 2011

Menjaga Keimanan dan Kebaikan Pasca Romadhon

Ramadhan Th 1432 H telah berakhir dan berlalu. Kesuksesan dan kemenangan Ramadhan bukan hanya bisa dinilai dari capaian akhir di tanggal 30 Ramadhan, tilawah Qur’an khatam 30 jus, shaum full, dan sebagainya. Tapi bagaimana mempertahankan eksistensi keimanan ini, mempertahankan nuansa kebaikan Ramadhan di bulan-bulan berikutnya.
Siapa pun berharap ada peningkatan kualitas diri usai menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.

Lalu bagaimana caranya agar tetap menjaga keimanan dan kualitas ibadah?
Berikut ini beberapa beberapa hal penting untuk menjaga nilai-nilai kebajikan yang kita bangun selama bulan ramadhan, yaitu :

1. Membangun semangat untuk terus menuntut ilmu/belajar. Hal ini penting agar yang kita lakukan memiliki dasar. Oleh karena itu untuk mengokohkan dan mengistiqomahkan apa yang kita bangun layaknya di bulan Ramadhan memang tidak ada jalan lain kecuali memperbaharui terus ilmu yang kita punya. Tradisi belajar mengajar harus terus dibangun.
2. Mengambil nilai-nilai edukasi yang selama ini dirasakan di bulan puasa. Seperti ketekunan beragama, keikhlasan berbagi dan peduli dengan sesama untuk dijadikan budaya yang permanen dalam hidup.
3. Meningkatkan/menjaga nilai-nilai keimanan. Yakni memelihara pesan-pesan keimanan di bulan Ramadhan, paling tidak adalah perasaan senantiasa diawasi oleh Allah swt. Hal ini yang seharusnya selalu ada dan tidak boleh hilang. Dengan demikian paling tidak hal tersebut dapat mencegah kita melakukan perbuatan-perbuatan dosa/keji.
4. Harus bisa berani meninggalkan lingkungan yang jelek/buruk. Karena pada dasarnya tidak akan tumbuh keimanan pada lingkungan yang buruk. Sehingga kita harus pintar-pintar mencari teman. Demikian sebaliknya kita harus berani bergaul dengan orang-orang yang saleh dan meninggalkna lingkungan yang buruk. Kalaupun kita bergaul dengan lingkungan yang buruk hendaknya kita niatkan untuk memperbaikinya. Namun jika tidak sanggup hendaknya meninggalkan lingkungan tersebut.
5. Biasakan untuk melakukan amal/sadaqoh walaupun nilainya kecil dan jangan ditunda-tunda kalau kita bisa lakukan sekarang juga. Bersegeralah dan berlomba-lomba dalam beramal. 1. Tetap membiasakan salat malam. Menyediakan waktu untuk membaca Al Qur'an. Mengikuti salat wajib berjamaah di masjid dan melakukan puasa sunah.
6. Melakukan monitor dan evaluasi diri secara kritis sehingga menyadari kekurangan sekaligus kelebihan yang ada pada diri untuk kemudian mengembangkan kualitas yang sudah positif dan meninggalkan yang negatif.
7. Membangun kebersamaa dengan orang-orang dekat seperti suami, istri dan anak agar kebaikan yang ingin dibangun tidak di ruang hampa tapi dalam lingkungan keluarga yang harmonis. Sebab manusia sering dibentuk oleh lingkungan dekat dan sistem sosial dekatnya.

Selamat berjuang kembali di medan kehidupan.

Sabtu, 03 September 2011

Pembagian Zakat LSU Bina Insani

. Selama Romadhon 1432 H LSU Bina Insani menyalurkan ratusan paket zakat. Pembagian zakat ini dilakukan di beberapa desa binaan bina insani antara lain desa Grenggeng, Kedungpuji, Wanasigra, Patemon, Karanganyar, Jatiluhur, Sidomulyo, Sempor, Pekuncen, Karanggayam dll.

Kegiatan penerimaan dan penyaluran zakat ini merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Departeman Dakwah LSU Bina Insani. Pada tahun ini penerimaan zakat Fitrah di lakukan di beberpa pos yang dikelola oleh sekertariat dan pada lembaga lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan LSU Bina Insani. Mekanisme pembagian Zakat dilakukan memlalu beberapa tahapan, di mulai dari pendataan yang berhak menerima Zakat pada lokasi lokasi sasaran yang telah di tentukan. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan penyaluran dengan diantar langsung kepada penerima oleh relawan Bina Insani hal ini dilakukan demi tertibnya penyaluran dan menjaga kewibawaan penerima zakat.

Rabu, 24 Agustus 2011

Dahsyatnya Shodaqoh di Bulan Ramadhan

Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi.

Kedatangan bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral, ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu.

Seorang yang menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari penghitungan kelak, tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan bulan Ramadhan.

Mukmin Sejati Itu Dermawan

Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:

‏إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)

Dari hadits ini demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil adalah akhlak yang buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin sejati. Begitu juga, sifat suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya seorang mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‏اليد العليا خير من اليد السفلى واليد العليا هي المنفقة واليد السفلى هي السائلة

“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” (HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033)

Selain itu, sifat dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin, mengilmui agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud (dermawan), akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّما الدنيا لأربعة نفر: عبد رزقه الله مالاً وعلماً فهو يتقي فيه ربه ويصل فيه رحمه، ويعلم لله فيه حقاً فهذا بأفضل المنازل

“Dunia itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh Allah serta kepahaman terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat hak Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)

Keutamaan Bersedekah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.

Diantara keutamaan bersedekah antara lain:

1. Sedekah dapat menghapus dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)

2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:

رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”

4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.

من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة برهان

“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)

An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”

7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‏إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور

“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)

8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة

“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)

9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:

مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)

Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?

Kedermawanan Rasulullah di Bulan Ramadhan

Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)

Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:

كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)

Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.

Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.

Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan

Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:

1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.

Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:

كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل : إلا الصيام فإنه لي و أنا الذي أجزي به

“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)

Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه

“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)

Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع الصيام وصلى بالليل والناس نيام

“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)

2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.

Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا

“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)

Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)

Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.

3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.

Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan, setan berkata:

فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al A’raf: 16)

Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di bulan Ramadhan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ، وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين

“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)

Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.

Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang mendasari keyakinan ini adalah hadits yang lemah, yaitu hadits:

يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و هو شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،

“Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At Targhib (178). Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115), juga oleh Dhiya Al Maqdisi di Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan oleh Al Albani hadits ini Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).

Ringkasnya, walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di luar maupun di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat. Berdasarkan hadits:

‏إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها فعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة

“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan: “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)

Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi. Subhanallah…

Ayo jangan tunda lagi…

Sumber :

http://percikaniman.org/detail_artikel.php?cPub=Hits&cID=561

Jumat, 19 Agustus 2011

Bina Insani Menyalurkan Beasiswa Miskin

Pada hari jum at tanggal 19 Agustus 2011 LSU Bina Insani menyalurkan Beasiswa bagi anak yatim dan du afa. Beasiswa ini diberikan kepada siswa Sekolah Dasar dan siswa Sekolah Menengah Tingkat pertama. Untuk siswa Sekolah Dasar menerima Rp 350.000,00 pertahun dan siswa Sekolah Menengah Tingkat Pertama menerima Rp 800.000,00 pertahun.

Penyerahan Beasiswa SD dilakukan di SD IT Logaritma oleh Mustaka Aji selaku Sekertaris lembaga sedangkan penyerahan beasiswa untuk siswa SMP dilakukan di SMP Logaritma Karanganyar oleh Dra. Sri Winarti. MH selaku ketua LSU Bina Insani.

Kegiatan teresebut merupakan salah satu komitmen LSU Bina Insani untuk membangun dunia pendidikan di kabupaten kebumen. Seperti kita pahami bersama bahwa Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Peradaban yang adiluhung hanya akan terbangun dengan pendidikan yang berkualiatas.

Kami mengiucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik, selajutya kami terus mengajak kepada semua pihak untuk bergabung membangun dunia pendidikan yang lebih baik.

Kamis, 04 Agustus 2011

10 Keutamaan Puasa Ramadhan


Oleh: Ali Akbar bin Agil

ADALAH Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki adalah salah seorang ulama kenamaan dari Timur Tengah, khususnya di Arab Saudi. Karisma besarnya tidak hanya berhenti di sana tapi sudah masuk ke Asia, lebih-lebih di tanah air. Murid-muridnya bertebaran di perbagai penjuru nusantara, meramaikan lalu-lintas dakwah dengan ilmu-ilmu yang berkualitas. Di Malang sederet ulama terkemuka lahir dari tangan dinginnya, di antaranya Ustadz Shaleh Al Aydarus, Ustadz Muhammad bin Idrus Al Haddad, Ustadz Husain Abdullah Abdun, dan masih banyak lagi.

Di musim haji, biasanya kediaman Abuya, begitu beliau dipanggil ramai dikunjungi oleh para jamaah haji guna bertamu. Tak jarang beliau memberi uang dan kitab-kitab sebagai oleh-oleh untuk mereka. Kedekatannya dengan ulama tanah air merupakan warisan ayahnya, Sayyid Alwi bin Abbas Al Maliki yang pada masa hidupnya aktif mengajar para santri dari Indonesia. KH. Hasyim Asyari salah satunya.

Tidak berlebihan kiranya bila beliau dinobatkan sebagai guru besar di bidang hadits oleh Universiats Ummul Qura di usia 26 tahun, setelah sebelumnya menggondol gelar doktor (PhD) di Universitas Al-Azhar.

Kedalaman ilmunya memang sudah tidak terbantahkan. Ilmu Hadits dan Sirah (sejarah) adalah dua ilmu yang sangat dikuasai olehnya. Dari tangannya lahir sejumlah karya brilian yang banyak diajarkan, dikutip oleh para dai, khatib, dan diteliti oleh para ahli, mulai santri hingga mahasiswa. Karya-karya Abuya yang ditinggalkan sebagai warisan intelektual untuk umat sangat banyak, antara lain Mafâhîm Yajibu an Tushahhah, Abwâbul Faraj, Al Manhalul Latîf, Khasâisul Ummatil Muhammadiyah, Al Qawâid Al Asasiyyah fi Ulûmil Qur`ân, Wahuwa fil Ufuqil A`lâ, Târîkhul Hawâdits an Nabawiyyah, Syarhu Mandzûmatil Waraqât, Qul Hâdzihi Sabilî.

Abuya mendapat perhatian yang besar dari umat Islam karena kejeliannya menangkap beberapa keutamaan-keutamaan umat Nabi Muhamad dibanding umat-umat terdahulu. Usahanya menguak kemuliaan orang-orang yang berpuasa dari umat Muhammad terlihat nyata dalam pembahasan pada salah satu kitabnya yang terkenal, Khasâisul Ummatil Muhammadiyah. Beliau mencoba membuat ringkasan rapi tentang puasa bertitik tolak dari al-Qur’an dan As Sunnah.

Abuya menorehkan sepuluh keutamaan orang-orang yang berpuasa yang ada pada umat ini.

Pertama, Allah memberikan keistimewaan kepada umat yang berpuasa dengan menyediakan satu pintu khusus di surga yang dinamai Al Rayyan. Pintu surga Al Rayyan ini hanya disediakan bagi umat yang berpuasa. Kata Nabi dalam satu haditsnya, “Pintu Rayyan hanya diperuntukkan bagi orang-orang berpuasa, bukan untuk lainnya. Bila pintu tersebut sudah dimasuki oleh seluruh rombongan ahli puasa Ramadhan, maka tak ada lagi yang boleh masuk ke dalamnya.” (HR. Ahmad dan Bukhari-Muslim)

Kedua, Allah telah mengfungsikan puasa umat Nabi Muhammad saw sebagai benteng yang kokoh dari siksa api neraka, sekaligus tirai penghalang dari godaan hawa nafsu. Dalam hal ini Rasul bersabda, “Puasa (Ramadhan) merupakan perisai dan benteng yang kokoh dari siksa api neraka.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi).

Rasul menambahkan pula bahwa puasa yang berfungsi sebagai perisai itu layaknya perisai dalam kancah peperangan selama tidak dinodai oleh kedustaan dan pergunjingan. (HR. Ahmad, An Nasa`i, dan Ibnu Majah).

Ketiga, Allah memberikan keistimewaan kepada ahli puasa dengan menjadikan bau mulutnya ada nilainya. Sehingga Rasul bertutur demikian, “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih semerbak di sisi Allah dari bau minyak misik.”

Keempat, Allah memberikan dua kebahagiaan bagi ahli puasa, yaitu bahagia saat berbuka dan pada saat bertemu dengan Allah kelak. Orang yang berpuasa dalam santapan bukanya meluapkan rasa syukurnya di mana bersyukur termasuk salah satu ibadah dan dzikir.

Syukur yang terungkap dalam kebahagiaan karena telah diberi kemampuan oleh Allah untuk menyempurnakan puasa di hari tersebut sekaligus berbahagia atas janji pahala yang besar dari-Nya. “Orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan. Yaitu berbahagia kala berbuka dan kala bertemu Allah.” (kata Rasul dalam hadits riwayat imam Muslim).

Kelima, puasa telah dijadikan oleh Allah sebagai medan untuk menempa kesehatan dan kesembuhan dari beragam penyakit. “Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat.” (HR. Ibnu Sunni dan Abu Nu`aim).

Abuya menegaskan bahwa rahasia kesehatan di balik ibadah puasa adalah bahwa puasa menempa tubuh kita untuk melumatkan racun-racun yang mengendap dalam tubuh dan mengosongkan materi-materi kotor lainnya dari dalam tubuh.

Menurut kerangka berpikir Abuya, puasa ialah fasilitas kesehatan bagi seorang hamba guna meningkatkan kadar ketakwaan yang merupakan tujuan utama puasa itu sendiri. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. Al Baqarah: 183).

Keenam, keutamaan berikutnya yang Allah berikan kepada ahli puasa adalah dengan menjauhkan wajahnya dari siksa api neraka. Matanya tak akan sampai melihat pawai arak-arakan neraka dalam bentuk apapun. Rasul yang mulia berkata demikian, “Barangsiapa berpuasa satu hari demi di jalan Allah, dijauhkan wajahnya dari api neraka sebanyak (jarak) tujuh puluh musim.” (HR. Ahmad, Bukhari-Muslim, dan Nasa`i).

Ketujuh, dalam al-Qur’an Allah berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS. At Taubah: 112).

Sebagian ulama ahli tafsir menerangkan bahwa orang –orang yang melawat (As Saihuun) pada ayat tersebut adalah orang yang berpuasa sebab mereka melakukan lawatan (kunjungan) ke Allah. Makna lawatan, tegas Abuya, di sini adalah bahwa puasa merupakan penyebab mereka (orang yang berpuasa) bisa sampai kepada Allah. Lawatan ke Allah ditandai dengan meninggalkan seluruh kebiasaan yang selama ini dilakoni (makan, minum, mendatangi istri di siang hari) serta menahan diri dari rasa lapar dan dahaga.

Sembari mengutip al-Qur’an pula, Abuya mencoba menganalisa surah Az Zumar ayat 10: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Orang-orang yang bersabarlah maksudnya adalah orang yang berpuasa sebab puasa adalah nama lain dari sabar. Di saat berpuasalah, orang-orang yang bersabar (dalam beribadah puasa) memperoleh ganjaran dan pahala yang tak terhitung banyaknya dari Dzat Yang Maha Pemberi, Allah swt.

Kedelapan, di saat puasa inilah Allah memberi keistemewaan dengan menjadikan segala aktivitas orang yang berpuasa sebagai ibadah dan ketaatan kepada-Nya. Karenanya, orang yang berpuasa dan ia meninggalkan ucapan yang tidak berguna (diam) adalah ibadah serta tidurnya dengan tujuan agar kuat dalam melaksanakan ketaatan di jalan-Nya juga ibadah. Dalam satu hadits riwayat Ibnu Mundih dinyatakan, “Diamnya orang yang berpuasa adalah tasbih, tidurnya merupakan ibadah, dan doanya akan dikabulkan, serta perbuatannya akan dilipatgandakan (pahalanya).”

Tentu, tidak dimaksudkan bahwa puasa itu dipenuhi dengan tidur. Bahkan harus sebaliknya, jauh lebih keras.Hanya saja, nilai tidur orang berpuasa di hadapan Allah berbeda dengan tidurnya orang yang tidak berpuasa.

Kesembilan, di antara cara yang Allah memuliakan orang yang berpuasa, bahwa Allah menjadikan orang yang memberi makan berbuka puasa pahalanya sama persis dengan orang yang berpuasa itu sendiri meski dengan sepotong roti atau seteguk air. Dalam satu riwayat Nabi bertutur, "seseorang yang memberi makan orang yang puasa dari hasil yang halal, akan dimintakan ampunan oleh malaikat pada malam-malam Ramadhan…meski hanya seteguk air." (Hr. Abu Ya`la).

Kesepuluh, orang yang berbuka puasa dengan berjamaah demi melihat keagungan puasa, maka para malaikat akan bershalawat (memintakan ampunan) baginya. Mudah-mudahan kita termasuk bagian dari sepuluh keutamaan tersebut.*

Penulis adalah pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang
Sumber http://www.hidayatullah.com/

Senin, 01 Agustus 2011

Maharban Ya Romadhon



Alhamdulillah. Tidak terasa waktu bergulir begitu cepat. Kini kita berjumpa dengan syahrul Mubarak, Ramadhan penuh berkah. Ahlan wasahlan, Ya Ramadhan. Ahlan wasahlan ya syahrul Quran.

Sabtu, 30 Juli 2011

Terimaksih Atas Dukungan dan Partisipasinya dalam acara " Kutbah Iftitaf " ponpes Daaruth thoyibah

.Sabtu 30 Juli 2011, waktu baru menunjukan pukul 08.00 tapi suasana ponpes daaruth thoyibah sudah muluai ramai. Perserta pengajian akbar " Kutbah Iftitaf " ponpes daaruth thoyibah mulai berdatangan shingga mencapai sekitar seribu peserta.

Sekitar pukul 09.15 acara inti dimulai dengan pembawa acara dari santri/siswa klas vii SMP IT Logaritma. Dalam membawakan acara tersebut para santri menggunakan tiga bahasa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab walupun mereka masih sangt belia namun terdengar faseh menggunkan ketiga bahasa tersebut.

Acara inti " Khutbah Iftitaf " kali ini dibwakan oleh Dr. K.H Zuhrul Anam Hisyam dri Leler Bayumas. Dalm kesempatan tersebut beliu menyampaikan tiga syarat untuk menjadi generasi yang unggul, yaitu Iman yang kut, Ilmu yang luas dan mendalam serta Akhlak yang baik.

Kami menyadiri sepenuhnya suksesnya acara tentunta berkat adanya batuan dan partisipasi banyak pihak, untuk itulah kami atas nama LSU Bina Insani mengucapkan banyak terimakasih, dan semoga amal bpk/ibu/sdr menajadi amal baik yang di terima oleh Alloh S.W.T.