Selasa, 17 Juli 2012

Penguatan Kapasitas dan Penandatanganan Pakta Integritas

Pada hari  Jum"at tanggal 13 Juli 2012 bertempat di SD IT Logaritma di diadakan Upgraiding bagi seluruh guru di bawah LSU Bina Insani.  Sebagai narasumber kegiatan tersebut adalah Pengawas Dikpora Kab Kebumen dan Pengurus LSU Bina Insani.


 Disamping penguatan kapasitas pada acara tersebut juga dispakati  Pakta Integritas bagi semua civitas LSU Bina Insani.


Senin, 16 Juli 2012

Program Ramadhon 1433 H LSU Bina Insani

Ramadhan 1433 sebentar lagi menghampiri kita. Untruk  Ramadhan tahun ini LSU Bina Insani  meluncurkan tidak kurang dari 7 program atau acara untuk mengisi dan memakmurkan bulan Ramadhan 1433 H / 2012 M.   Program-program ini dilaksanakan oleh para relawan (volunteer) yang tergabung dalam Panitia Ramadhan  1433 H.

Berikut ini adalah Program Ramadhan LSU Bina Insani yang bertajuk " Semarak Ramadhan "
1. Gerakan Peduli Dhuafa
2. Gerakan Walimurid mengaji
3. Kajian Kitab
4. Tarhim
5. Dauroh Remaja
6. Seminar Remaja dan Pelajar
7. Gerakan Mari Berzakat, Infaq dan Shodaqoh.
Pada Ramadhon ini ada hal yang patut disyukuri dimana Baitul Mal Bina Insani telah dikukuhkan sebaga Mitra Pengelola Zakat ( MPZ) oleh Lembaga Amil  Zakat Dhompet Dhuafa.

Jumat, 13 Juli 2012

Inilah 10 janji Allah kepada Orang Beriman

Di dalam Alquran terdapat sekian banyak janji mulia dan istimewa yang ditawarkan kepada orang-orang yang memiliki keimanan, baik janji-janji di dunia maupun janji-janji di akhirat.
Janji-janji akhirat yang diberikan bagi mereka yang beriman tidak terhitung jumlahnya dalam kitab suci itu karena amat banyak.
Adapun janji-janji di dunia yang disebut secara terang-terangan (eksplisit), setidak-tidaknya ada sepuluh macam. Berikut ini adalah sepuluh janji di dunia itu.
1. Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah SWT, "... Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (QS. Ar-Ruum: 47).

2. Diberikan advokasi atau pembelaan (ad-difa'). Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang ber­iman...” (QS. Al-Hajj:38).

3. Mendapatkan perlindungan kasih sayang (Al-wilayah). Allah SWT berfirman, ”Allah Pelindung orang-orang yang beriman.... ” (QS. Al-Baqarah: 257).

4. Ditunjukkan kepada jalan yang benar (Al-hidayah). Didasarkan firman Allah SWT, ”... Sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang- orang yang beriman kepada jalan yang lurus. ” (QS. Al-Hajj: 54).

5. Orang-orang kafir tidak akan diberikan jalan untuk memusnahkan mereka dari muka bumi (adamu taslithiil kafirin). Allah SWT berfirman, "Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-oriing kafir.” (QS. An-Nisa.i : 141).

6. Diberikan kekuasaan di dunia dan diberikan kemapanan dalam segala bidang. Allah SWT berfirman, "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah meiyadikan berkuasa orang-orang sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan (memberikan kemapanan) agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka.” (QS. An-Nuur; 55).

7. Keberkahan dari langit dan bumi, seperti sumber daya alam yang melimpah serta rezeki yang lezat (Al-barakah dan ar-rizqu ath-thayyib). Allah SWT berfirman, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS. Al-A'raaf: 96).

8. Kemuliaan dan kejayaan (Al-izzah). Allah SWT berfirman, ”Padahal kekuatan (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang yang berinar (mukmin).” (QS. Al-Munafiquun: 8).

9. Kehidupan yang baik (al-hayah ath-thayyibah) Allah SWT berfirman, "Barangsiapa mengerjakan amal saleh baik laki-laki mau­pun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik." (QS. An- Nahl: 97).

10. Diberikan kemenangan (Al-fAth). Allah SWT berfirman, ”Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenang­an (kepada Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya.." (QS. Al-Maa'idah: 52).

Dengan janji-janji yang menggiurkan tersebut tentu kualifikasi (penyeleksian) orang-orang yang dikategorikan sebagai memiliki keimanan sangat ketat. Jika tidak, tentulah banyak orang, bahkan semua orang, yang akan mengaku-aku diri sebagai orang beriman.
Untuk menghindari ini dan untuk mengukur pula seberapa kadar keimanan manusia, dilakukanlah proses tes terlebih dahulu, tes keimanan, sebagaimana tes ini dilakukan terhadap generasi-generasi dahulu.
Allah SWT berfirman, "Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, 'Kami telah beriman,’ sedang mereka belum diuji ? Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang- orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang- orang yang dusta.” (QS. Al-'Ankabuut: 2-3)

Selasa, 10 Juli 2012

IBN TAIMIYAH: PEMIKIRAN DAN PERJUANGANNYA

Oleh : BAMBANG PURWANT0
Sejarah Islam telah melahirkan banyak tokoh dalam usaha membangun kembali kejayaan Islam. Atau yang biasa disebut dengan istilah tajdid. Seperti yang dikatakan oleh Maududi bahwa hakikat tajdid adalah mencuci bersih wajah Islam dari segala unsur anti-Tuhan, mengangkatnya ke permukaan dan memelihara pertumbuhannya agar  sesuai dengan bentuk asalnya yang hakiki. Sehingga seorang mujadid adalah seorang muslim yang memiliki beberapa kriteria seperti berpikiran kritis, berpandangan jauh kemuka, adil, berkemampuan khusus untuk melihat jalan lurus yang nyata bagi semua golongan ekstrem serta memelihara keseimbangannya, mampu berpikir bebas dari segala prasangka sosial, berani  menentang kedhaliman pada masanya, berbakat sebagai pemimpin dan pembimbing, dan berkemampuan untuk melakukan ijtihad serta menghasilkan karya-karya rekonstruksi. Dengan demikian bisa dipahami bahwa  tajdid  adalah usaha yang dilakukan umat Islam yang dimotori oleh para tokohnya  dengan memadukan antara ijtihad dan jihad. Salah satu nama yang menghiasi deretan mujadid  itu adalah Ibn Taimiyah.
Sebelum sampai pada pemikiran dan perjuangan Ibn Taimiyah akan disampaikan  secara sepintas sejarah hidupnya. Nama lengkap Ibn  Taimiyah adalah Taqi al-Din Abu-l-Abbas  Ibn Abdulhalim Ibn Abdul-Salam Ibn Taimiyah. Ia Iahir pada 22 Januari 1262 M di Harran, dekat Damaskus dari keluarga ulama Syria yang amat terikat dengan mazhab Hambali. Sang kakek, Abdul Salam, adalah seorang ulama terkenal di Baghdad, ibu kota kekhalifahan Abbasiyah dan kediaman yang disinggahinya pada tahun-tahun akhir kehidupannya. Tradisi serupa diteruskan oleh puteranya, Abdul Halim (ayah Ibn Taimiyah) yang menjadi kepala sekolah hadits terkemuka di Damaskus, perbatasan dengan Harran yang menjadi basis perpindahan keluarganya, setelah bangsa Mongol menjara negeri itu.
Ketika pindah ke Damaskus, Ibn Taimiyah baru berusia 6 tahun. Setelah ayahnya wafat pada tahun 1284, Ibn Taimiyah yang baru berusia 21 tahun, mengggantikan kedudukan bapaknya sebagai guru dan khatib pada masjid-masjid sekaligus mengawali kariernya yang controversial dalam kehidupan masyarakat sebagai teolog yang aktif. Ibn Taimiyah dikenal sebagai orang yang kuat ingatannya, dalam pemikirannya, tajam intuisinya, berpikir dan bersikap merdeka, setia kepada kebenaran, cakap berpidato, berani dan tekun, ia memiliki semua persyaratan yang mengantarkannya kepada pribadi yang luar biasa. Berbagai keistimewaan itu masih didukung dengan pengetahuan yang luas sehingga wajar saja jika disebut pemilik pribadi yang terkemuka. Ditambah dengan berbagai jabatan penting yang disandangnya. Ia tidak hanya sebagai guru dan hakim sebagaimana layaknya tradisi kakek dan bapaknya, namun perkembangan politik memaksanya untuk memimpin perlawanan militer terhadap bangsa Mongol demi membela tanah air Syria. Dalam berbagai kesempatan, ia juga sering melontarkan ide dan gagasan yang sering bertentangan dengan pendapat para penguasa ataupun sebagian besar rakyat. Meskipun dengan sikap itu membuatnya dalam suasana terpojok dan sulit, tetapi ia tidak pernah goyah dari pendiriannya semula.
Ibn Taimiyah pertama kali bentrok dengan penguasa Mameluk pada tahun 1294, tatkala berusia 32 tahun dan memimpin protes di Damaskus menentang Katib Kristen yang dituduh menghina Nabi Muhammad. Sekaligus katib itu ditahan dan dihukum. Ibn Taimiyah tak urung juga ikut tertawan dianggap menghasut rakyat.
Kerenggangan hubungannya dengan negara bermula dari berbagai pendapatnya dalam masalah-masalah teologis tertentu. Pada tahun 1298 ia mengemukakan pendapatnya tentang sifat-sifat Allah yang dianggap bertentangan dengan keyakinan “ulama” pemerintah di Damaskus dan Kairo. Pemerintah kemudian mengumpulkan wakil-wakil rakyat di dua kota itu dengan dipimpin ‘ulama’ dan utusan-utusan pemerintah mameluk yang terpandang untuk membahas pendapat Ibn Taimiyah yang kontroversial itu. Tahun 1305 M, ia dibawa ke Kairo untuk dipenjarakan, sementara penguasa setempat menyebarkan pengumuman yang berisi ancaman hukuman mati bagi siapa pun yang membela pendapat ibn Taimiyah. Ia lewati kehidupan penjara itu selama satu setengah tahun sebelum dibebaskan kembali karena intervensi salah seorang pejabat tinggi Syria. Akan tetapi, kemerdekaannya kembali putus setahun kemudian ketika tokoh-tokoh sufi Kairo menggugat kutukan Ibn Taimiyah teradap Ittihadiyah para sufi. Peristiwa ini membawanya  kembali dalam kehidupan penjara untuk yang ketiga kali. Ia ditahan di sebuah istana di Akexandria selama dua tahun sampai dibebaskan oleh sultan al-Malik al-Nashir. Usai tiga tahun mengenyam kebebasan di Kairo, yang dijalaninya dengan kegiatan mengajar dan menulis.
Ibn Taimiyah kembali ke Syria pada tahun 1312 M. Di negeri itu, ia memimpin masyarakat untuk tidak mengecam pemerintah sampai tahun 1318, ketika al-Malik al-Nashir mengeluarkan larangan baginya untuk menyampaikan fatwa tentang masalah perceraian. Para anggota dewan dikumpulkan dan meumutuskan menjebloskan kembali ibn Taimiyah ke dalam penjara karena tidak mematuhi perintah penguasa. Meskipun enam bulan kemudian ia dibebaskan, masalah tersebut belum juga reda karena anggota-anggota dewan yang lain menebar fitnah menghasilkan tambahan hukuman penjara lima bulan pada tahun 1320 M. Ia dipenjarakan kembali setelah lima tahun mereguk kebebasan dengan kegiatan mengajar dan menulis. Penyebab yang pokok adalah fatwa-fatwanya tentang larangan berziarah kubur. Dewan hakim diminta bersidang oleh sultan. Keputusan mereka adalah memenjarakan Ibn Taimiyah yang kemudia wafat dalam penjara itu pada tanggal 26 September 1328 M dalam usia 67 tahun. Wafat ibn Taimiyah disambut dengan derai air mata ratusan ribu para pendukungnya. Mereka menghantar jenazahnya ke pemakaman.
Selanjutnya akan dilihat bagaimana metodologi berpikir Ibn Taimiyah. Seperti telah disampaikan dimuka bahwa Ibn Taimiyah adalah figur ulama yang dikagumi sekaligus dibenci. Ia amat disanjung oleh para pendukungnya sebagai seorang wali. Misalnya yang dikatakan oleh al-Dzahabi, salah seorang murid Ibn Taimiyah : “andaikan aku harus bersumpah tentang sosok paling suci di segala tempat, aku akan mengatakan bahwa  tak seorang pun yang pernah kulihat mempunyai pribaadi melebihi dirnya. Demikian pula yang dikatakan oleh al-Subhi, pengikutnya yang lain dengan mengatakan bahwa siapa saja yang melontarkan kritik terhadap Ibn Taimiyah dianggapnya sebagai suatu kebodohan dan distorsi yang disengaja. Tetapi di sisi lain Ibn Taimiyah banyak mendapat tuduhan keji dari para penentangnya. Antara lain dari al-Haitami yang menganggapnya sebagai tukang penabur bid’ah dan fitnah seraya menyerukan agar orang tidak melakukan shalat dibelakangnya.
Dasar pijakan pendekatan yuridis Ibn Taimiyah adalah mazhab Hambali. Mazhab ini ditandai dengan ketundukan yang tegas kepada teks-teks al-Qur’an dan al-Sunnah. Di samping merekomendasikan kepercayaan penuh terhadap mazhab Hambali karena dianggap sejalan atau dekat dengan teks-teks kitab suci, ia juga memperingatkan agar orang tidak bertaklid buta pada satu mazhab tertentu, termasuk kepada mazhab Hambali. Jadi menurut Ibn Taimiyah satu-satunya mazhab atau aliran keagamaan yang benar adalah Mazhab Nabi Muhammad,sedang mazhab-mazhab lain mempunyai kedudukan di bawah mazhab nabi. Betapapun demikian, tidak ada salahnya jika seseorang berafiliasi pada satu mazhab tertentu jika ia tidak mampu memahami syariah dengan upayanya sendiri.
Prestasi paling besar yang dihasilkan oleh Ibn Taimiyah barang kali adalah pembukaan kembali pintu ijtihad setelah umat Islam terbuai dengan metode taklid. Hal tersebut sangat kentara pada aspek pembaharuan dan polemiknya yang ditopang oleh keyakinannya untuk kembali pada sumber-sumber agama yang asli dengan mengesampingkan sumber-sumber lain betapapun dianggap amat atoritatif. Sumber-sumber yang lain itu tidak menutup kemungkinan bagi adanya bantahan tanpa menghiraukan akibatnya. Dengan sikap tegas itulah dapat dipahami hingga Ibn Taimiyah dijebloskan ke penjara sebanyak enam kali. Selanjutnya akan dicermati beberapa usaha pembaharuannya.
Pada tahun 1298 M penduduk kota Hamah di Syria meminta pendapatnya tentang sifat-sifat Allah yang tertera dalam al-Qur’an. Untuk masalah ini ibn Taimiyah mengambil posisi tengah antara sikap yang meniadakan sifat-sifat Allah dan aliran anthropomorphisme. Sikap ini mencerminkan upayanya untuk menegaskan semua sifat seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an. Namun, ia tidak menyamakan sifat-sifat itu dengan sifat-sifat manusia.
Pada tahun 1318 M, fatwa Ibn Taimiyah yang lain memaksanya terjebak dalam debat yang lebih panas. Atas perintah al-Malik al-Nashir ia dilarang untuk mengeluarkan fatwa tentang masalah-masalah yang kontroversial. Masalah yang cukup hangat saat itu adalah perceraian. Menjelang wafat Ibn Taimiyah mengeluarkan pernyataan lain yang kontroversial. Yakni fatwa tentang ziarah kubur.    

Jumat, 06 Juli 2012

Gurupun Harus Terus Belajar

Dalam mengisi kegiatan Liburan tahun Ajaran 2011/2012 LSU Bina Insani menyelenggaran Penguatan Kapasitas dan Integritas Guru diligkungan LSU Bina Insani. Salah satu kegitan tersebut adalah berupa kajian Keilmuan dan Ke Islaman.

Untuk kajian ke Islaman dilaksanakan di SD IT Logaritma Karanganyar pada setiap Jum'at mulai pukul 13.30 s/d 15.00 dengan mengkaji Kitab classic maupun modern. Dengan kegiatan ini diharapakan meningkatkan integritas dan spirit para pendidik dalam menghantarkan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Selasa, 03 Juli 2012

Seminar Remaja Bina Insani

Pada hari selasa tanggal 03 Juli Tahun 2012 LSU Bina Insani Menyelenggarakan Kegiatan " Seminar Remaja ". Kegiatan tersebut bertempat di Masjid Mujahidin ( Kauaman Karanganyar ) dengan mendatangkan narasumber dari Yogyakarta dan dihadiri sekitar 250 peserta yang memenuhi serambi Masjid Mujahidin dari remaja sekita Kecamatan Karanganr Kebumen.  
Acara seminar berlangsung dari pukul 08.00 s/d 12.00 Wib dan dibuka oleh Ustadz Bambang Purwanto selaku ketua Ketua Depertemen Dakwah LSU Bina Insani.

Menurut Ustadz Bambang kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh LSU Bina Insani dalam mengisi kegiatan liburan tahun ajaran 2011/2012. Masih menurut Ustadz Bambang dalam minggu ini juga akan dilengggarakan Outbond bagi remaja Putra yang bertempat di Kecamatan Sempor.

Pemuda, pergerakan dan peradaban adalah tiga kata yang tidak pernah terlepas dari yang namanya perubahan. Pemuda memiliki peran yang sangat sentral dalam pergerakan sebuah bangsa, atau yang lebih kita kenal dengan kebangkitan sebuah bangsa. Sejak dulu hingga sekarang pemuda adalah suatu pilar dari suatu bangsa. Mengutip pernyataan Hasan Al Banna bahwa, di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya. Demikian pula Yusuf Qardhawi, mengibaratkan pemuda sebagai matahari, dimana usia muda ibarat jam 12 siang ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas. Pada setiap zaman pemuda memegang peranan yang sangat penting. Bahkan sejak zaman para nabi-nabi, sampai dengan zaman Nabi Muhammad, beliaupun berperan dan memangku tanggung jawab sebagai seorang nabi pada saat muda, begitupun dengan perang-perang yang dijalani oleh beliau selalu dipimpin dan didominasi oleh para pemuda di zamannya. 

Dengan kegiatan kegiatan yang dirancang Oleh LSU Bina Insani akan menumbuhkan kesadaran bagi para pemuda akan tanggungjawab perubahan dan peradaban yang diembanya.