Jumat, 29 Juni 2012

Lembaga Pendidikan, Dakwah dan Sosial ( LPDS ) BINA INSAN MANDIRI PURWOREJO


Matahari sudah semakain kebarat ketika kami sampai Kledungkradenan, Banyuurip, Purworejo untuk melukankan silaturahmi sekaligus pertemuan pengurus LPDS Bina Insan Mandiri Purworejo. Tempatnya bukan ditengah kota tapi di sebuah pedusunan yang sejuk, kantornya bukan gedung yang megah dan mewah tapi aku merasa dari tempat yang sederhana ini perubahan peradaban menuju kearah yang lebih baik sedang dimulai, banyak sejarah menceritakan bahwa perubahan itu dimulai dari wilayah wilayah pinggiran bahkan ketika jaman Nabi perubahan digodok dari sebuah rumah sederhana “ Darul Arqom”.
Aku semakin percaya bahwa dari tempat ini akan memunculkan gerakan perbaikan masyarakat ketika mendengarkan paparan dari para pengurus yang ada, baik program yang sudah dijalankan maupun yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang. Pilihan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat ( TBM ) Harapan Bangsa Purworejo dan mendorong budaya baca dimasyarakat adalah sebuah pilihan yang tepat untuk memulai gerakan perbaikan umat. Peradaban selalu dibangun dengan pondasi Ilmu, dan perkembangan Ilmu selalu beriring dengan budaya membaca dan menulis.
Beberapa kegiatan TBM Harapan Bangsa Purworejo yang sudah dan akan dilakukan pada bulan bulan kedepan adalah :
Dongeng Anak Hebat
Festifal Film Anak
Outbond Kids
Pelatihan Kewirausahaan
Seminar Parenting
Pembuatan Buletin dan Mading
Pada kami hanya bisa mengucapkan Selamat Berjuang, memulai dari yang kecil bukan berari tidak akan berdampak besar.

Kamis, 28 Juni 2012

Layanan Penitipan Anak Az Zahra Karanganyar-Kebumen

 Mulai tahun ajaran baru 2012/2013 LSU Bina Insani mebuka Layanan Pendidikan Baru yang Berupa Tempat Penitipan Anak ( TPA )  Az Zahra dengan Alamat Jl Kemerdekaan No 8 Karanganyar-Kebumen Telp (0287) 551 438. 
Penitipan  Anak  adalah Lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak-anak balita yang dikuatirkan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial.

Pada kenyataannya dari lapangan ada beberapa alasan daripada ibu yang menyerahkan anaknya kepada TPA, antara lain:
* Kebutuhan untuk melepaskan diri sejenak dari tanggung jawab dalam hal mengasuh anak secara rutin.
* Keinginan untuk menyediakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan teman seusianya dan tokoh pengasuh lain.
* Agar anak mendapat stimulasi kognitif secara baik.
* Agar anak mendapat pengasuhan pengganti sementara ibu bekerja.

Menurut Newman & Newman (1975) Keuntungan TPA, adalah:
* Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indera.
* Anak-anak akan memiliki ruang bermain (baik di dalam maupun diluar ruang) yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka sendiri.
* Anak-anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerja sama dan ketrampilan berbahasa.
* Para orang tua dari anak-anak mempunyai kesempatan saling berinteraksi dengan staf TPA yang memungkinkan terjadi peningkatan ketrampilan dan pengetahuan dan tata cara pengasuhan anak.
* Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas.
* Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih.
* Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan, program pendidikan dan pengasuh serta kegiatan yang terencana.
* Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman dan mendapat kesempatan mempelajari berbagai ketrampilan.

Sabtu, 23 Juni 2012

Meningkatkan Kualitas Pendidik Pada Liburan Sekolah Th 2012





Mulai hari senin, semua sekolah dan juga siswa di jawa tengah libur. Libur? ya. Pasti seneng bukan?. Meski telah memasuki masa liburan sekolah bukan berarti sepi aktifitas kependidikan. Sekolah boleh libur, namun harap dicatat; belajar tak boleh libur, belajar tak boleh berhenti apa lagi bagi seorang guru ia harus terus menjadi seorang pembelajar walaupun dalam masa masa liburan sekolah.

Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan sesungguhnya terletak dipundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam ”mengukir” peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas. Selain standar profesi, guru perlu memiliki standar sebagai berikut: 1.Standar fisik: guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak memiliki penyakit menular yang membahayakan diri, peserta didik dan lingkungannya. 2. Standar psikis: guru harus sehat rohani, artinya tidak mengalami gangguan jiwa ataupun kelainan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas profesionalnya. 3. Standar mental: guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai, mengabdi, dan memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya. 4. Standar moral: guru harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap moral yang tinggi. 5. Standar sosial: guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat lingkungannya. 6. Standar spiritual: guru harus beriman kepada Allah yang diwujudkan dalam ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

Menyadari hal tersebut dalam masa liburan ini Yayasan Bina Insani berencana menggelar tiga kegiatan dalam rangka meningkatkan kulaitas guru ( KB,TK,SD dan SMP ) di linkungan lembaga Bina Insani. Tiga kegiatan tersebut adalah :

1. Meningkatkan Pemahaman dan Pengetahuan
Untuk membangun Pemahaman dan Pengetahuan direncakan kegiatan in hause training. Program pelatihan ini merupakan pelatihan yang diselenggarakan di tempat peserta pelatihan. Menggunakan peralatan kerja peserta pelatihan dengan materi yang relevan dan merupakan permasalahan yang sedang dihadapi dengan narasumber dan fasilitator dari Dikpora kab kebumen dan akademisi. Kegiatan in hause training di pusatkan di SD IT Logaritma Karanganyar pada tanggal 2/3 Juli 2012.

2. Meningkatkan Mentalitas dan Spiritual
Agar guru di lingkungan Lembaga Bina Insani mempunyai Standar psikis: Standar mental: Standar moral: Standar spiritual pada masa Liburan ini direncanakan Kegiatan Kajian Ke Islaman berkala ( setiap hari Jum”at dan Sabtu ) dengan tentor ustadz Popes Daruth Thoyyibah.

3. Meningkatkan Ketrampilan
Sedang untuk meningkatkan keterampilan guru di Lingkungan Lembaga Bina Insani agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan professional direncakan kegiatan pelatihan Teknologi Informasi Komunikasi. Pelatihan TIK bagi guru dilakasanakan bekerja sama dengan PKBM Bina Insani

Dengan kegitan kegitan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan Kualitas Guru yang pada akhirnya bermuara pada meningkatnya Kualitas / Mutu lemba lembaga pendidikan di lingkungan Bina Insani.

Minggu, 17 Juni 2012

Belajar dari Allohuyarham Dr. Mohammad Natsir


Oleh : Bambang Purwanto
“Tegaklah kamu selama hidup ini sebagai mujahid mempertahankan pendirianmu. Sebab sesungguhnya yang dinamakan hidup itu ialah tak lain dari pada aqidah dan jihad”. Bait di atas adalah penggalan dari syair Syauqi Beik yang dikutip oleh Allahuyarham Dr. Muhommad Natsir untuk mengakhiri pidato terakhirnya pada Silaturahmi dan Tasyakuran 24 tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang berlangsung di Jakarta 10-12 Dzulqa’idah 1411 H/24-26 Mei 1991 melalui video cassette dan tape recorder. Beliau tidak dapat menghadiri upacara tersebut karena beliau dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusuma Jakarta sejak 26 April 1991. (Majalah Al-Mujtama’ Edisi 3 Th I tanggal 17 Juli 2008). Meski seperti mimpi dan seolah jauh tak terperi, sosok Mohammad Natsir harus kita hidupkan kembali. Semangatnya, kerendahatiannya, kepakarannya, perhatian , dan kerja kerasnya, harus menyemangati umat Islam negeri ini dan harus menjadi ruh yang mampu meniupkan kebangkitan Indonesia. Dengan semangat teladan Natsir, kita tidak saja menjadi anak-anak yang dilahirkan zaman, tapi harus menjadi anak-anak yang melahirkan sejarah. Dr. Mohammad Natsir adalah seorang pejuang yang gigih menyuarakan Islam sebagai alternatif. Sejak dini telah mengingatkan bahaya sekularisme. Melalui kacamata Islam, ia mengupas peradaban, dengan prinsip Islam pula ia mempraktikannya dalam berpolitik. (Herry Mohammad, dkk, Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, 2006). Dalam catatan Dr. Thohir Luth yang menulis disertasi tentang dakwah dan pemikiran beliau dinyatakan bahwa M. Natsir adalah salah seorang putra Indonesia yang dikenal sebagai birokrat, politisi, dan juga sebagai dai ternama. Sebagai birokrat, M. Natsir pernah menduduki dua jabatan penting, yaitu sebagai menteri penerangan dalam Kabinet Syahrir dan perdana menteri pertama pada masa pemerintahan Soekarno. Sebagai politisi, M. Natsir telah menduduki jabatan puncak partai Islam terbesar, yaitu Masyumi, dan pernah memperjuangkan Islam sebagai dasar negara. Adapun sebagai seorang dai ternama, M. Natsir pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Presiden Muktamar Alam Islami sekaligus juga sebagai tokoh puncak Rabithah Alam Islami, serta menjadi Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia sejak tahun 1967 sampai wafatnya tahun 1993. (Thohir Luth, M. Natsir: Dakwah dan Pemikirannya, 1999). Mohammad Natsir lahir di Kampur Jembatan Berukir, Kecamatan Lembah Gumanti, Alahan Panjang, Solok, Sumatera Barat. Pada tanggal 17 Juli 1908, ia dilahirkan. Ayahnya, Idris Sutan Saripado, seorang asisten Demang di Bonjol, sekaligus juru tulis di kontrolir Maninjau, Sumatera Barat. Dan ibunya, Khadijah adalah seorang pendidik sejati yang ingin anak-anaknya tumbuh dewasa dengan Islam. Natsir kecil bersekolah di sekolah dasar sistem Eropa, sekolah dasar HIS, MULO sampai AMS. Di tahap ini, Natsir membaca buku banyak sekali dalam berbagai bahasa; Belanda, Inggris, Jerman dan Perancis. Sementara itu, dari bangku madrasah diniyyah, Natsir belajar Bahasa Arab dan Agama Islam. (Majalah Sabili Edisi Khusus 100 Tahun M Natsir). Bandung, Kota Kembang berjuluk Paris Van Java saat itu sudah dikenal sebagai kota modern. Kota berhawa sejuk itu menjadi tujuan para tuan tanah dan Meneer Belanda untuk berfoya-foya menghabiskan uang. Tempat hiburan, gedung bioskop, dan taman-taman bertaburan, tempat muda-mudi menghabiskan malam. Bandung, saat itu juga menjadi tempat mangkalnya para aktifis. Natsir muda yang hidup di tengah-tengah itu tak hanyut oleh gemerlapnya Bandung. Ia memilih larut dalam buku-buku pelajaran di tempat kostnya yang sempit di Jalan Cihampit, menghabiskan waktu di perpustakaan, dan berdiskusi dengan teman-teman satu organisasi di Jong Islamieten Bond (JIB) Bandung. Di JIB inilah kiprah berorganisasi Natsir terus bersinar. Menurut Ustadz Syuhada Bahri ada tiga hal yang menonjol dari pribadi Allohuyarham Dr. Mohammad Natsir. Pertama, keikhlasan. Kedua, Keseriusan dalam bekerja. Ketiga, Kebersamaan. Masih menurut Ketua Dewan Dakwah sekarang tersebut bahwa salah satu contoh dari keikhlasan beliau antara lain ketika berpolemik dengan Soekarno. Soekarno tidak sakit hati karena bahasa yang dipakai santun, dengan argumen yang kuat dan tegas. Sebagai bukti keseriusan beliau dalam bekerja untuk umat antara lain saat beliau sudah berusia 80 tahun harus operasi besar. Itu ketika selesai mendampingi Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi di DDII. Waktu itu beliau belum makan, sehingga pembuluh darah di perutnya pecah. Akhirnya beliau dioperasi. Juga tentang kebiasaan beliau melibatkan banyak orang dalam memutuskan sesuatu. Seperti saat DDII harus menyesuaikan asasnya dengan asas tunggal saat itu. Sebenarnya beliau dapat memutuskan sendiri tetapi itu tidak dilakukannya, dibawa ke forum, kemudian musyawarah, semua pengurus DDII sampai yang ada di daerah diajak bicara. Masih menurut penuturan Ustadz Syuhada Bahri bahwa Allohuyarham selalu berpesan kepada jamaahnya, ada tiga kekuatan umat, yaitu masjid, kampus, dan pesantren.Ini adalah basis kekuatan Islam. Beliau meminta umat untuk memikirkan dan memberdayakan ketiga itu. (Majalah Al-Mujtama’ Edisi 3 Th I tanggal 17 Juli 2008). Barangkali pernyataan Herry Nurdi dengan mengutip salah satu tulisan Allohuyarham Dr. Mohammad Natsir patut direnungkan. Dalam buku kecil yang berjudul Peran dan Tanggung Jawab Para Ulama, Natsir menuliskan, “ Saya gembira sekali, beberapa yang hadir bukan saja golongan tua yang berambut putih, tapi juga kader muda yang bersemangat tinggi.Ini menjadi jaminan agar kita dengan berani bisa mengatakan, yang patah akan tumbuh dan yang hilang akan berganti. Usaha menegakkan syariat Islam ini tak boleh terhenti”. (Majalah Sabili edisi Khusus100 Tahun M Natsir).

Kamis, 07 Juni 2012

Dakwah Dengan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Muhammad Natsir dalam bukunya "Fiqhud dakwah " mengatakan bahwa ada tiga metode dakwah yang relevan disampaikan ditengah masyarakat yakni dakwah bi al- lisan, bi al-kalam, dan yang terakhir bi al-hal. dalam prakteknya dewasa ini, baru dakwah bi al-lisan yang sering dilakukan. Sementara dakwah bi al-kalam dan bi al-hal masih jauh dari harapan. Umat Islam pada lapisan bawah, tak sanggup menghubungkan secara tepat isi dakwah yang sering didengar melalui dakwah bi al-lisan dengan realitas yang begitu sulitnya kehidupan ekonomi sehari-hari. Untuk gerakan dakwah dituntut secara maksimal agar mampu melakukan dakwah bi al-hal (dalam bentuk nyata). Dalam melakukan Dakwah bi al-hal pendekatan pemberdayaan masyarakat dapat di jadikan salah satu pilihan yang bisa dilakukan oleh lembaga lembaga dakwah. Pemberdayaan mempunyai filosofi dasar sebagai suatu cara mengubah masyarakat dari yang tidak mampu menjadi berdaya, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya. Prinsip dasar Dakwah bi al-hal dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat,yaitu: Pertama, Orientasi pada membumikan nilai nilai Islam serta kesejahteraan lahir dan bathin masyarakat luas. Kedua, dakwah pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah upaya melakukan sosial engineering (rekayasa sosial) untuk mendapatkan suatu perubahan tatanan kehidupan sosial yang lebih baik dan bersesuaian dengan nilai nilai Islam. Disamping kedua prinsip dasar tersebut, ada beberapa prinsip yang lain yang harus terpenuhi dalam dakwah pemberdayaan masyarakat, yaitu Prinsip Kebutuhan Artinya program dakwah harus didasarkan atas dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan di sini tidak hanyadi pahami sebagai kebutuhan fisik material, tetapi juga non material. Prinsip Partisipasi Prinsip dakwah ini menekankan pada keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses dakwah, mulai dari perencanaan,pengorganisasian, pergerakan, penilaian, dan pengembangannya. Prinsip Keterpaduan Mencerminkan adanya upaya untuk memadukan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat. Prinsip Berkelanjutan Prinsip ini menekankan bahwa dakwah itu harus berkelanjutan yang tidak dibatasi oleh waktu. Dimungkinkan, pada saatnya para dai adalah anggota masyarakat itu sendiri. Prinsip Keserasian Mengandung makna bahwa program dakwah pemberdayaan masyarakat harus mempertimbangkan keserasian kebutuhan jasmaniah dan ruhaniah masyarakat. Prinsip Kemampuan Sendiri Menegaskan bahwa kegiatan dakwah pemberdayaanmasyarakat disusun dan dilaksanakan berdasarkan kemampuan dan sumber-sumber (potensi) yang dimiliki masyarakat. Keterlibatan pihak lain, baik perorangan (dai) maupun organisasi (lembaga dakwah) hanyalah bersifat sementara yang berfungsi sebagai fasilitator dan transformasi nilai Islam. Untuk itulah TOT(training of the Trainer )atau TOF (Training of Fasilitator ) juru dakwah yang direkrut dari elemen masyarakat merupakan bagian tak terpisahkan dari dakwah model ini.