Selasa, 27 Mei 2014

Ketika Tuhan Disingkirkan

Oleh: Adnin Armas
Harun Yahya dalam bukunya The Disasters Darwinism Brought to Humanity (Al-Attique Publesher Inc.) menggambarkan berbagai bencana kemanusiaan yang ditimbulkan oleh Darwinisme, di antaranya berupa rasisme dan kolonialisme. Ketika ilmu dijauhkan dari tuntunan wahyu; ketika ilmu diabdikan untuk memenuhi hawa nafsu; maka bencana kemanusian tak mungkin terhindarkan.
Peradaban Barat, menurut sejarawan Marvin Perry, ialah sebuah peradaban besar sekaligus sebuah drama yang tragis(a tragic drama). Peradaban ini penuh kontradiksi. Satu sisi ia memberikan sumbangan besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan bagi kemudahan dan penyediaan fasilitas hidup.  Namun pada sisi lain peradaban ini juga memberikan kontribusi besar terhadap kerusakan alam semestra (Marvin Perry, Western Civilization a Brief History, 1997)
Di zaman modern ini pula manusia telah membelanjakan secara gila-gilaan alat-alat pembunuh masal. Sekadar contoh, Jeremy Issacs dan Taylor Downing, dalam bukunya, Cold War, memaparkan antara 1945-1996, sekitar 8 triliun USD ($ 8.000.000.000.000) biaya dikeluarkan untuk persenjataan di seluruh dunia. Puncaknya, persediaan nuklir mencapai 18 mega ton. Padahal seluruh bom yang diledakkan  pada perang dunia II ‘hanya’ 6 megaton.
Dunia kedokteran modern mengenal paraktik vivisection (secara harfiah berarti memotong hidup-hidup) yaitu cara menyiksa hewan hidup sebagai dorongan bisnis untuk menguji obat-obatan agar dapat mengurangi daftar panjang segala jenis penyakit manusia (Pietro Croce, Vivisection or Science: An Investigation into Testing Drugs and Safeguarding Health, 1999). Praktik ini selain tidak beretika keilmuan juga “tidak berperikemanusiaan” juga menyisakan pertanyaan intrinsik tentang asumsi atas tingkat kesamaan uji laboratorium hewan dan manusia yang mengesahkan eksplorasi hasil klinis dari satu ke lainnya.
Dalam dunia pertanian modern, penggunaan bahan-bahan kimia seperti pestisida, herbisida, pupuk nitrogen sintesis dan lainnya telah meracuni bumi, membunuh kehidupan margasatwa bahkan meracuni hasil panen dan mengganggu kesehatan para petani. Pertanian yang sebelumnya dikenal dengan sebutan agrikultur (kultur: suatu cara hidup saling menghargai, timbal balik komunal, dan kooperatif, bukan kompetitif) kini berkembang dengan istilah agribisnis, sebuah sistem yang memaksakan tirani korporat untuk memaksimalkan keuntungan dan menekan biaya, menjadikan petani/penduduk lokal yang dahulu punya harga diri dan mandiri lalu berubah menjadi buruh upahan di tanah mereka sendiri (Adi Setia, Three Meanings of Islamization Science Toward Operasionalizing Islamization of Knowledge, 2007)
Ketika wahyu disingkirkan maka akal dituhankan. Rasionalisme menjadi pedoman. Gagasan rasionalisasi dapat ditelusuri dari seorang bernama Rene Descartes (w. 1650). Ia digelari sebagai bapak filsafat modern. Dia lah orangnya yang memformulsikan sebuah prinsip: cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada). Descartes tidak saja mengukur suatu kebenaran dengan rasio tapi juga mengakui eksistensi seseorang hanya bagi mereka yang menggunakan rasio sebagai asas tingkah lakunya.
Pendapat  Descartes bahwa sumber ilmu adalah rasio dan panca indera diikuti oleh para filosof lain seperti Thomas Hobbes, Benedict Spinoza, John Locke, JJ Rousseau, David Hume, Immanuel Kant, Hegel, Bertrand Russel, Emilio Betti, Gadamer, Jurgen Habermas, dan lain-lain. Selanjutnya pendapat ini melahirkan pembaratan (westernisasi) yang menekankan dasar ilmu pengetahuan adalah rasio dan panca indera.
Pendapat ini makin membuat peran akal menguat sehingga menafikan peran wahyu dan melahirkan ide-ide atheis. Immanuel Kant menyatakan bahwa segala hal yang berbau metafisika tidak mungkin mencapai kebenaran karena tidak disandarkan kepada panca indera. Menurut Kant di dalam metafisika tidak terdapat pernyataan-pernyataan sintetik-a priori seperti yang ada dalam matematika, fisika dan ilmu-ilmu yang berasar fakta empiris (Justus Harnack, Kant’s Theory of  Knowledge , 1968, hal 142-145).
Ide Kant ini berpengaruh pada filosof lain, di antaranya Hegel yang melahirkan filsafat dialektika, tesis-antitesis. Intinya, pengetahuan itu selalu berproses. Tahap yang sudah dicapai, disangkal atau didebat untuk melahirkan tahap baru. Sebuah tesis dibuat antitesisnya untuk melahirkan sintesis. Jika yang menyangkal (antitesis) kalah kuat dengan yang disangkal (tesis) maka tesis tersebut tetap dipertahankan dan menjadi sintesis. Ide ini kemudian melahirkan paham atheisme yang diusung oleh Ludwig Feurbach (1804-1872) dan Karl Marx (w. 1883) Marx berpendapat bahwa agama adalah candu. Agama adalah faktor sekunder, faktor primernya adalah ekonomi (Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, 2001, hal 71-76).
Selain Karl Marx, ilmuwan barat yang berpengaruh luas dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Charles Robert Darwin (w. 1882). Ia menulis sebuah buku yang berjudul The Origin of Species yang menyatakan bahwa Tuhan tidak berperan dalam penciptaan. Makhluk hidup dapat hidup dan bertahan karena faktor adaptasi pada lingkungan. Menurutnya, Tuhan tidak menciptakan makhluk hidup. Semua spesies yang berbeda sebenarnya berasal dari satu nenek moyang yang sama. Spesies menjadi berbeda antara satu dengan yang lain disebabkan karena kondisi-kondisi alam (natural condition) (Charles Darwin, The Origin of Species, 1985, hal 437).
Lalu berbagai disiplin ilmu lain yang atheistik juga bermunculan. Bidang psikologi digemakan oleh Sigmund Freud dengan teori psikoanalisanya. Lucunya, psikologi modern, justru menjauhkan ilmu itu dari objek kajian utamanya, yaitu “jiwa” manusia itu sendiri. Dalam bidang sosiologi, positivisme August Comte berhasil menggusur peran agama. Di bidang politik,, Machiavelli mneggulirkan politik tanpa moral. Bahwa politik adalah sekedar mekanisme untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan. Di lapangan filsafat ada Friedrich Nietzche (1884-1990) dengan semboyannya “God is dead”.
Dalam bukunya, A History of God (1993), Karen Armstrong menulis sebuah bab berjudul “Does God have a Future ?”
Di Barat, gugatan terhadap eksistensi dan peran Tuhan dalam kehidupan, terus dikumandangkan. Jean-Paul Sartre (1905-1980) bertahan dengan pendapatnya, “even if God existed, it was still necessary to reject him, since the idea of God negates our freedom”.
Jadi, ide tentang Tuhan dianggap mengganggu manusia. Maka, para pemuja kebebasan berkomitmen: singkirkan Tuhan, agar kebebasan kita tak terganggu; agar kita sepuas-puasnya melampiaskan hawa nafsu. Padahal, Al-Qur’an justru menjelaskan: “ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang!” (QS 13:28).

Sumber  : http://insistnet.com/ketika-tuhan-disingkirkan/

Senin, 04 November 2013

Gedung Baru Madrasah Diniyah Bina Insani Grengeng



Setelah dinanti-nanti sekian lama, akhirnya santri Madrasah Diniyah Al Islam Bina Insani di Desa Grengeng Kecamatan Karanganyar  bisa menikmati fasilitas gedung baru untuk proses belajar mengajar. Menurut Ustadzah Asih selaku pengasuh Madrasah , sebelum ada gedung baru, para santri belajar di tempat ala kadarnya selanjutnya beliau berharap dengan selesainya pembangunan Gedung tersebut dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Pembiayaan pembangunan Gedung Madrasah Diniyah Al Islam Bina Insani  berasal dari Yayasan Bina Insani, Wali Santri dan Donatur Kaum Muslimin.
Madrasah Diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar sekolah yang diharapkan mampu secara menerus memberikan pendidikan agama Islam kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah yang diberikan melalui sistem klasikal serta menerapkan jenjang pendidikan yaitu: Madrasah Diniyah Awaliyah, dalam menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat dasar selama selama 4 (empat) tahun dan jumlah jam belajar 18 jam pelajaran seminggu, Madrasah Diniyah Wustho, dalam menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat menengah pertama sebagai pengembangan pengetahuan yang diperoleh pada Madrasah Diniyah Awaliyah, masa belajar selama selama 2 (dua) tahun dengan jumlah jam belajar 18 jam pelajaran seminggu dan Madrasah Diniyah Ulya, dalam menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat menengah atas dengan melanjutkan dan mengembangkan pendidikan Madrasah Diniyah Wustho, masa belajar 2 (dua) tahun dengan jumlah jam belajar 18 jam per minggu.
Madrasah Diniyah Al Islam Bina Insani  merupakan Madrasah diniyah dengan Jenjang Madrasah Diniyah Awaliyah. Dalam program pengajaran ada beberapa bidang studi yang diajarkan seperti :
1. Al-Qur’an Hadits
2. Aqidah Akhlak
3. Fiqih
4. Sejarah Kebudayaan Islam
5. Bahasa Arab
6. Praktek Ibadah.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu donatur dengan berlipat ganda, senantiasa diberi rizqi yang berkah, semakin maju usahanya, diberi anak yang soleh dan solehah, diberi panjang umur, banyak rezeqi dan sukses selalu. Amin ya Robbal Alamin.

Tahun Baru 1435 H : Momentum Perpindahan Dari Kehidupan Jahiliyyah Menuju Kepada kehidupan Islam

Oleh : Adi Victoria (Penulis Buku & Aktivis HTI Kota Samarinda)

Salah satu perbedaan antara umat Islam dengan umat selain Islam adalah terkait penanggalan tahun. Jika umat lain memiliki penanggalan tahun yakni seperti tahun masehi untuk agama masehi (agama nasrani,red), tahun baru Saka untuk umat hindu, maka umat Islam pun memiliki kalender tahunan sendiri yakni yang dikenal dengan kalender Hijriah sebagai tahun baru islam dengan 1 Muharramsebagai awal tahun baru islam /tahun hijriyah.
Menarik kalau kita melihat bagaimana sahabat memilih penamaan Hijriah pada kalender Islam tersebut yang menjadi tahun baru islam . Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Khalifah Umar bin Khatab, yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29-30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah Subhana Wata’ala: ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (TQS : At Taubah(9):36).
Sebelumnya, orang Arab pra-kerasulan Rasulullah Muhammad SAW telah menggunakan bulan-bulan dalam kalender hijriyah ini. Hanya saja mereka tidak menetapkan ini tahun berapa, tetapi tahun apa. Misalnya saja kita mengetahui bahwa kelahiran Rasulullah SAW adalah pada tahun gajah. Abu Musa Al-Asyári sebagai salah satu gubernur di zaman Khalifah Umar r.a. menulis surat kepada Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari khalifah yang tidak ada tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga membingungkan. Khalifah Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu itu. Mereka adalah Utsman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib r.a., Abdurrahman bin Auf r.a., Sa’ad bin Abi Waqqas r.a., Zubair bin Awwam r.a., dan Thalhan bin Ubaidillah r.a. Mereka bermusyawarah mengenai kalender Islam. Ada yang mengusulkan berdasarkan milad Rasulullah saw. Ada juga yang mengusulkan berdasarkan pengangkatan Muhammad saw menjadi Rasul. Dan yang diterima adalah usul dari Ali bin Abi Thalib r.a. yaitu berdasarkan momentum hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Yatstrib (Madinah). Maka semuanya setuju dengan usulan Ali r.a. dan ditetapkan bahwa tahun pertama dalam kalender Islam adalah pada masa hijrahnya Rasulullah saw. Sedangkan nama-nama bulan dalam kalender hijriyah ini diambil dari nama-nama bulan yang telah ada dan berlaku pada masa itu di wilayah Arab. [1]
Sangat menarik kalau kita kaji dan telaah kenapa Ali ra mengusulkan agar momentum yang digunakan adalah saat Nabi Muhammad saw hijrah dari Kota Makkah ke Madinah yang kemudian di sepakati oleh seluruh sahabat sebagaitahun baru islam yang pertama.
Secara bahasa, hijrah adalah berarti berpindah tempat. Adapun secara syar‘i, para fukaha :hijrah adalah sebagai: keluar dari darul kufur menuju Darul Islam. [2]
Peristiwa Hijrah itu sendiri kalau dikaji secara mendalam, maka akan kita temui ada beberapa hal yang menarik di balik Hijrah itu sendiri. Salah satunya sebagaimana apa yang dikatakan Umar ra saat itu yakni : “Hijrah itu memisahkan antara kebenaran dan kebatilan” (HR Ibn Hajar).
Kota Makkah kala itu merupakan suatu wilayah atau negeri yang di dalamnya berlaku kehidupan kufur jahiliyah, sedangkan Madinah adalah suatu negeri dimana di dalamnya terdapat kehidupan yang Islami, berbanding terbalik dengan kehidupan yang berlangsung di Makkah. Ini berkat usaha dari Mush’ab bin ‘Umair yang di utus oleh Rasulullah saw untuk ke Yastrib (nama Madinah waktu itu) guna menyampaikan Islam, dan alhamdulillah, kurang lebih selama dua tahun Mush’ab bin ‘Umair berhasil menjadikan penduduk Yastrib memeluk Islam termasuk dua tokoh suku besar di sana yakni Saad bin Muadz bin An-Nu’man  dari  Suku Aus dan Saad bin Ubadah dari suku Khazraj.
Setelah itu para sahabat kemudian hijrah ke Madinah, sedangkan Rasulullah saw belum hijrah kecuali setelah Allah karena Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah bukan karena pengusiran kaum Quraisy, melainkan semata-mata karena perintah Allah SWT.
Maka seharusnya, sebagai muslim yang baik, kita seharusnya betul-betul memahami apa makna hakiki di balik peristiwa Hijrah yang kemudian dijadikan sebagai penanggalan tahun untuk umat Islam yakni tahun Hijriah. Bukan hanya sebatas perayaan seremonial setiap akan memasuki tanggal 1 Muharram sebagai pertanda mulai masuknya tahun baru Islam.
Umat Islam seharusnya melakukan muhasabah dan  berupaya agar perpindahan tahun baru islam  itu menuju perpindahan kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang lebih baik tentunya yang di maksud di sini adalah kehidupan yang dibangun dengan berpijak kepada syariat Islam. Sehingga kehidupan di tahun yang baru lebih baik dari kehidupan  tahun sebelumnya.
Relevansinya di kehidupan sekarang dalam konteks Hijrah adalah hijrahnya seorang muslim dari kehidupan sistem sekuler menuju kepada sistem Islam. Jika tidak, maka yang terjadi hanyalah perpindahan tahun saja (atau hanya memasukitahun baru islam tanpa ada perubahan riil)  tanpa diikuti dengan perpindahan kehidupan. Karena kehidupan diatur oleh sistem yang dijalankan di negeri tersebut, maka jika ingin memiliki kehidupan yang baik, harus menuju kepada sistem yang baik, dan sistem yang baik adalah yang bersumber dari dzat yang maha baik Dia-lah Allah swt. Dan Islam adalah sistem kehidupan yang telah allah swt turunkan kepada Nabi Muhammad saw, untuk mengatur seluruh hubungan manusia, baik hubungan manusia dengan penciptanya yakni dalam perkara aqidah dan ibadah, kemudian hubungan manusia dengan sesama nya dalam perkara muamalah dan ‘uqubat, serta hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri yakni dalam perkara akhlaq, makanan, pakaian dan minuman.
Sistem tersebut adalah sistem Khilafah Islam, sebuah sistem yang berfungsi untuk menjalankan hukum syariat Islam. Sistem pemerintahan yang diwariskan oleh rasulullah saw kepada para penerusnya yakni para khalifah. Dimana dengan sistem khilafah tersebut kurang lebih selama 13 abad lamanya umat Islam berhasil menjadi umat yang terbaik (khoiru ummah) sebagaimana yang dipredikatkan oleh allah swr dalam firmanNya :
 Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (TQS Ali Imron : 110)
Namun sayang, predikat sebagai khoiru ummah tersebut sekarang hanyalah sebuah predikat tanpa bukti yang nyata. Kalau kita lakukan pengamatan sekilas saja, tentu kita melihat bahwa umat ini bukan lagi menjadi khoiru ummah, melainkan umat yang dihinakan, bahkan disebut sebagai dunia ketiga. Umat ini dihinakan oleh sistem kapitalis-sekuler yang dibawa oleh barat. Sehingga seluruh aspek kehidupan umat islam di atus oleh kehidupan sekuler tersebut.
Oleh karena nya, tahun baru Islam yakni tahun baru Hijriah, hendaknya menjadi momentum hijrah agar seluruh kaum muslim dari berbagai lapisan masyarakat menjadikan tahun hijriah sebagai tahun untuk berusaha berpindah menuju ke kehidupan yang baik, dari kehidupan jahiliyah menuju kepada kehidupan islam. Dari sistem kapitalis-sekuler menuju kepada sistem Islam yakni sistem Khilafah. Selamat menyambut tahun baru islam , 1 Muharram 1435 H dengan ikut berjuang melanjutkan kehidupan islam  dengan menegakkan khilafah islamiyah yang insya Allah akan tegak berdiri . Wallahu a’alam[].
Catatan kaki :
[1]. http://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Hijriyah
[2]. Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani, Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah, II/276

Sumber : http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/tahun-baru-1435-h-momentum-perpindahan-dari-kehidupan-jahiliyyah-menuju-kepada-kehidupan-islam.htm#.Unh2qFOO6eM

Rabu, 16 Oktober 2013

Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan, LSU Bina Insani


Menurut para ahli komponen yang terkait dengan mutu pendidikan adalah; 1) siswa : kesiapan dan motivasi belajarnya, 2) guru : kemampuan profesional, moral kerjanya (kemampuan personal), dan kerjasamanya (kemampuan sosial). 3) kurikulum : relevansi konten dan operasionalisasi proses pembelajarannya, 4) dan, sarana dan prasarana : kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses pembelajaran, 5) Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan) : partisipasinya dalam pengembangan program-program pendidikan sekolah, LSU Bina Insani sebagai lembaga yang memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat mempunyai komitmen yang kuat untuk  selalu memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. Beberapa strategi untuk memwujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas lebih menitik beratkan pada penyiapan SDM, baik dari unsure Guru, Siswa dan Wali murid dengan beberapa kebijakan sebagai berikut.
a.    Memberikan penguatan kapasitas secara berkelanjutan pada Guru di Bawah naungan LSU Bina Insani
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya, seperti yang dikemukakan oleh Cecewijaya dan Tabrani Rusyam, (1992: 2), bahwa “ Guru merupakan pendidik dan pengajar tokoh teladan bahkan tokoh identifikasi diri, Oleh karena itu Guru seyogyanya mempunyai perilaku yang memadai untuk dapat mengembangkan diri siswa secara utuh”.
Hasil Penelitian Pusat Informatika Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menunjukkan bahwa Guru yang berkualitas mempunyai hubungan dengan kualitas pendidikan (Depdikbud,1994: 64). Oleh karena itu betapa pentingnya pembinaan profesional Guru secara terarah dan terprogram untuk meningkatkan kemampuan dan gairah mengajarnya, sehingga penampilan mengajarnya dapat lebih efektif dan efisien.
b.    Memberikan penguatan motivasi secara berkelanjutan pada Siwa di Bawah naungan LSU Bina Insani
Motivasi mempunyai peranan yang cukup besar di dalam upaya belajar. Tanpa motivasi, siswa tidak mungkin melakukan kegiatan pembelajaran. Motivasi merupakan tenaga dari dalam yang menyebabkan seseorang untuk berbuat sesuatu. Energi yang di timbulkan motivasi dapat mempengaruhi gejala kejiwaan, misalnya adalah perasaan. perasaan akan timbul simpati yang menyebabkan kegiatan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, kemungkinan akan dapat melakukan belajar dengan sebaik-baiknya.

Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negative. Raymond J.W dan Judith(2004:22) mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar, pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada hal–hal yang negative  seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi belajar anak-anak muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.
c.    Memberikan penguatan tentang parenting secara berkelanjutan kepada wali siwa di bawah naungan LSU Bina Insani
Wali murid juga turut bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan putra-putrinya. Meskipun wali murid telah menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab untuk mendidik anaknya kepada sekolah, namun perlu diketahui bahwa jika dibandingkan, waktu belajar di sekolah dengan waktu berada di rumah masih lebih banyak waktu berada di rumah. Inilah fungsi kontrol yang utama oleh orang tua dalam kaitannya dengan keberhasilan pendidikan. Pada umumnya, orang tua sudah merasa bahwa urusan pendidikan anaknya sudah diserahkan kepada sekolah, sehingga mereka para orang tua kurang memperhatikan perkembangan anaknya. Padahal waktu di rumah itulah yang kemungkinan besar digunakan untuk berbagai hal yang kurang mendukung pembelajaran di sekolah, misalnya hanya bermain saja, nonton televisi, dan kegiatan lain yang dilakukan anak selama di rumah. Dalam hal ini peranan orang tua sangat dibutuhkan sebagai kontrol anak ketika berada di lingkungan keluarga di rumah.

Tebar Hewan Qurban, Memperluas Jangkauan Kemaslahatan



Perintah berqurban adalah perintah yang disyariatkan oleh Allah. Allah berfirman, "Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (kurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)." (QS Al Hajj: 34). Ia juga sebagai sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang sangat ditekankan. Cukuplah yang demikian itu ditunjukkan dengan firman Allah, "Barangsiapa yang mentaati Rasul itu sesungguhnya ia telah mentaati Allah." (QS An Nisaa: 80). "Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka." (QS An Nahl: 44). Kemudian dalam berqurban, syiar yang paling besar terkandung di dalamnya ialah bahwa ia sebagai millah (ajaran / agama) Ibrohim yang kita diperintahkan untuk mengikutinya. Allah berfirman, "Sesungguhnya Ibrohim adalah seorang Imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). (Lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang sholih. Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): 'Ikutilah agama Ibrohim seorang yang hanif' dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan." (QS An Nahl: 120-123).
Tahun  2013 M / 1434 H LSU Bina Insani melalui BMT Bina Insani kembali melanjutan program Tebar  Hewan Qurban bekerja sama dengan THK - Tebar Hewan Qurban Dompet Dhuafa. Tebar Hewan Qurban tahun ini di idstribusikan di Kec. Sempor, Kec Karanggayam, Kec. Karangnyar dan Kec. Pejagoan, sedang hewan Qurban yang didistribusikan berasal dari Kerjasama dengan THK - Tebar Hewan Qurban Dompet Dhuafa maupun dari dermawan yang memberi amanah langsung kepada LSU Bina Insani.