Kamis, 07 Juni 2012

Dakwah Dengan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Muhammad Natsir dalam bukunya "Fiqhud dakwah " mengatakan bahwa ada tiga metode dakwah yang relevan disampaikan ditengah masyarakat yakni dakwah bi al- lisan, bi al-kalam, dan yang terakhir bi al-hal. dalam prakteknya dewasa ini, baru dakwah bi al-lisan yang sering dilakukan. Sementara dakwah bi al-kalam dan bi al-hal masih jauh dari harapan. Umat Islam pada lapisan bawah, tak sanggup menghubungkan secara tepat isi dakwah yang sering didengar melalui dakwah bi al-lisan dengan realitas yang begitu sulitnya kehidupan ekonomi sehari-hari. Untuk gerakan dakwah dituntut secara maksimal agar mampu melakukan dakwah bi al-hal (dalam bentuk nyata). Dalam melakukan Dakwah bi al-hal pendekatan pemberdayaan masyarakat dapat di jadikan salah satu pilihan yang bisa dilakukan oleh lembaga lembaga dakwah. Pemberdayaan mempunyai filosofi dasar sebagai suatu cara mengubah masyarakat dari yang tidak mampu menjadi berdaya, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya. Prinsip dasar Dakwah bi al-hal dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat,yaitu: Pertama, Orientasi pada membumikan nilai nilai Islam serta kesejahteraan lahir dan bathin masyarakat luas. Kedua, dakwah pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah upaya melakukan sosial engineering (rekayasa sosial) untuk mendapatkan suatu perubahan tatanan kehidupan sosial yang lebih baik dan bersesuaian dengan nilai nilai Islam. Disamping kedua prinsip dasar tersebut, ada beberapa prinsip yang lain yang harus terpenuhi dalam dakwah pemberdayaan masyarakat, yaitu Prinsip Kebutuhan Artinya program dakwah harus didasarkan atas dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan di sini tidak hanyadi pahami sebagai kebutuhan fisik material, tetapi juga non material. Prinsip Partisipasi Prinsip dakwah ini menekankan pada keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses dakwah, mulai dari perencanaan,pengorganisasian, pergerakan, penilaian, dan pengembangannya. Prinsip Keterpaduan Mencerminkan adanya upaya untuk memadukan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat. Prinsip Berkelanjutan Prinsip ini menekankan bahwa dakwah itu harus berkelanjutan yang tidak dibatasi oleh waktu. Dimungkinkan, pada saatnya para dai adalah anggota masyarakat itu sendiri. Prinsip Keserasian Mengandung makna bahwa program dakwah pemberdayaan masyarakat harus mempertimbangkan keserasian kebutuhan jasmaniah dan ruhaniah masyarakat. Prinsip Kemampuan Sendiri Menegaskan bahwa kegiatan dakwah pemberdayaanmasyarakat disusun dan dilaksanakan berdasarkan kemampuan dan sumber-sumber (potensi) yang dimiliki masyarakat. Keterlibatan pihak lain, baik perorangan (dai) maupun organisasi (lembaga dakwah) hanyalah bersifat sementara yang berfungsi sebagai fasilitator dan transformasi nilai Islam. Untuk itulah TOT(training of the Trainer )atau TOF (Training of Fasilitator ) juru dakwah yang direkrut dari elemen masyarakat merupakan bagian tak terpisahkan dari dakwah model ini.

Tidak ada komentar: