Rabu, 14 Juli 2010

Khutbah Iftitafh Pompes Daaruth Thoyyibah Bersama Gus Lutfi Bashori



Peta percaturan dunia sekarang ini tidak hanya dipengaruhi oleh idiologi tetapi yang sesungguhnya adalah peradaban (civuilitation). Al-Quran menyebut dimensi ”khilafah”. Oleh karenanya peran manusia adalah sebagai ’abid (hamba) dan khalifatullah fil ardl. Sifat hamba adalah hanya mengikuti tuannya, patuh terhadap Tuhan; Dalam konteks khalifatullah fill ardl, manusia diberikan ruang berekspresi, kebebasan dan kreatifitas dengan perangkat sains dan ilmu pengetahuan. Sains merupakan modal utama khalifatullah di bumi, peran ini hakikatnya adalah melanjutkan karya Allah.
Ponpes Daaruth Thoyyibah dibangun untuk mengkader para penggerak dakwah dalam rangka mewujudkan peradaban yang thoyyibah. Khobat Iftitah Ponpes Daaruth Thoyyibah dihadiri sekitar 300 perserta dengan pembicara Gus Luthfi Bashori dari malang.
Dalam kesempatan tersebut Gus Luthfi berpesan untuk berhati hati dan mewaspadai adanya perang pemikiran.
Ghozwul fikri atau perang pemikiran dimulai ketika kaum salibis dikalahkan 9 kali dalam peperangan besar oleh kaum Muslimin. Kemenangan kaum Muslimin sangat spektakuler karena semua peperangan yang terjadi diluar perkiraan akal manusia. Misalnya, kholid bin walid dengan 3000 pasukan pernah mengalahkan 100.000 pasukan romawi.
Mereka berfikir keras bagaimana cara mengalahkan umat Islam, akhirnya mereka ingin mendalami Islam terlebih dahulu. Kesungguhan kaum salibis dalam mempelajari Islam tersebut memang luar biasa sampai di dalam sejarah diungkap seorang dari mereka rela meninggalkan anak dan istrinya hanya untuk berkeliling di negeri-negeri Islam guna mencari kelemahan umat Islam. Diantara pernyataan mereka adalah, “percuma saja kita berperang melawan umat islam selama mereka berpegang teguh pada agama mereka (Al-qur’an dan As-Sunnah). Jika komitmen mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak dapat berbuat apa-apa, karena itu tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat Islam dari agama mereka. Barulah kita mudah mengalahkan Umat Islam.” Gladstone, salah seorang perdana menteri inggris menyimpulkan, “Selama Al-qur’an ada di tangan Umat Islam, tidak mungkin eropa akan menguasai dunia timur.”

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kalimat yg tertulis (melanjutkan karya Allah) perlu di revisi, dalam implementasi tauhid rububiyah ,manusia menjalankan kewajiban yang harus di embannya.Dan dalam hal inilah para Nabi berbenturan dengan manusia Jahiliyah. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah"...(al Hajj a 40) Kalau melanjutkan karya Allah seakan Allah tak mampu..