Selasa, 12 Oktober 2010

Allah, Izinkan aku mencintai-Mu.*)

Ya Allah …
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu
Lembar demi lembar kitab kupelajari
Untai demi untai kata ustadz kuresapi
Tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat
Tentang mahabbah para perinduMu, tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam, kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi
Dan idealisme yang mengawang di awan

Tapi Robbii …
Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan kemudian tahun berlalu
Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, tapi…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu
Aku makin merasakan gelisahku membadai, dalam cinta yang mengawang
Sedang kakiku mengambang tiada menjejak bumi
Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan

Wahai Illahi …
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan kemudian tahun berlalu
Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi
Dan menegakkan jiwaku kembali
Menatap, memohon dan menghiba pada Mu
Allahu Rohiim, perkenankan aku mencintaiMu semampuku
Allahu Rohman, izinkan aku mencintaiMu sebisaku
Dengan segala kelemahanku

Illahi….
Aku tak sanggup mencintaiMu dengan kesabaran menanggung derita
umpama Nabi Ayub, Musa, Isa hingga AlMustofa
Karena itu, izinkan aku mencintaiMu,
Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu
atas derita batin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku

Robbi …
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya
dan hanya meninggalkan Allah dan RosulMu bagi diri dan keluarganya
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad
Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiar DienMu
Izinkan aku mencintaiMu, melalui seratus dua ratus perak yang terulur
pada tangan-tangan kecil diperempatan jalan,
pada wanita-wanita tua yang menengadahkan tangan di pojok-pojok jembatan
pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan

Illahi …
Aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusuknya sholat salah seorang sahabat nabiMu,
hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam dikakinya
Karena itu ya Allah, perkenankan aku berlatih menggapai cintaMu,
Dalam sholat yang coba kudirikan terbata-bata, meski kadang pikiran melayang ke berbagai permasalahan dunia

Robbi …
Aku tak sanggup beribadah ala para sufi dan rahib,
yang membaktikan seluruh malam untuk bercinta denganMu
Maka izinkanlah aku mencintaiMu dalam satu dua rokaat lailku, dalam satu dua sunnah nafilahMu
dalam desah nafas kepasrahan tidurku

Ya Rahman …
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah,
yang menkhatamkan kalamMu dalam satu putaran malam
Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui selembar dua lembar tilawah harianku
lewat lantunan satu dua ayat hafalanku

Yaa Rahiim …
Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah, yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DienMu
Atau seperti para syuhada yang menjual dirinya dalam jihad bagiMu
Maka perkenankanlah aku mencintaiMu,
dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu
Maka izinkanlah akau mencintaiMu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru

Allahu Kariim …
Aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya,
Bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya, dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya
Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku, dengan mencintai sahabat-sahabatku,
dengan mencintai manusia dan alam semesta

Allahu Rohmanurrohiim …
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa
Agar cinta itu mengalir di sepanjang nadiku.

*) Oleh U. Adzkia dalam muhasabah mabit FORKABI Romadhan 1431 H

Tidak ada komentar: