Menurut para ahli komponen yang terkait dengan mutu pendidikan adalah; 1)
siswa : kesiapan dan motivasi belajarnya, 2) guru : kemampuan profesional,
moral kerjanya (kemampuan personal), dan kerjasamanya (kemampuan sosial). 3)
kurikulum : relevansi konten dan operasionalisasi proses pembelajarannya, 4)
dan, sarana dan prasarana : kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses
pembelajaran, 5) Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan) : partisipasinya
dalam pengembangan program-program pendidikan sekolah, LSU Bina Insani sebagai
lembaga yang memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat mempunyai komitmen
yang kuat untuk selalu memberikan
layanan pendidikan yang berkualitas. Beberapa strategi untuk memwujudkan
pelayanan pendidikan yang berkualitas lebih menitik beratkan pada penyiapan
SDM, baik dari unsure Guru, Siswa dan Wali murid dengan beberapa kebijakan
sebagai berikut.
a.
Memberikan penguatan kapasitas secara berkelanjutan
pada Guru di Bawah naungan LSU Bina Insani
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling
penting dalam pendidikan formal pada umumnya, seperti yang dikemukakan oleh
Cecewijaya dan Tabrani Rusyam, (1992: 2), bahwa “ Guru merupakan pendidik dan
pengajar tokoh teladan bahkan tokoh identifikasi diri, Oleh karena itu Guru
seyogyanya mempunyai perilaku yang memadai untuk dapat mengembangkan diri siswa
secara utuh”.
Hasil Penelitian Pusat Informatika Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, menunjukkan bahwa Guru yang berkualitas mempunyai
hubungan dengan kualitas pendidikan (Depdikbud,1994: 64). Oleh karena itu
betapa pentingnya pembinaan profesional Guru secara terarah dan terprogram
untuk meningkatkan kemampuan dan gairah mengajarnya, sehingga penampilan
mengajarnya dapat lebih efektif dan efisien.
b.
Memberikan penguatan motivasi secara berkelanjutan
pada Siwa di Bawah naungan LSU Bina Insani
Motivasi mempunyai peranan yang cukup besar
di dalam upaya belajar. Tanpa motivasi, siswa tidak mungkin melakukan kegiatan
pembelajaran. Motivasi merupakan tenaga dari dalam yang menyebabkan seseorang
untuk berbuat sesuatu. Energi yang di timbulkan motivasi dapat mempengaruhi
gejala kejiwaan, misalnya adalah perasaan. perasaan akan timbul simpati yang
menyebabkan kegiatan belajar siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat,
kemungkinan akan dapat melakukan belajar dengan sebaik-baiknya.
Rendahnya
motivasi belajar siswa akan membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negative.
Raymond J.W dan Judith(2004:22) mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak
tertarik pada belajar, pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga
bisa tertarik pada hal–hal yang negative seperti minum obat- obatan
terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi belajar anak-anak muda tidak
akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka
untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah
yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.
c.
Memberikan penguatan tentang parenting secara
berkelanjutan kepada wali siwa di bawah naungan LSU Bina Insani
Wali
murid juga turut bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan putra-putrinya. Meskipun wali murid telah menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab
untuk mendidik anaknya kepada sekolah, namun perlu diketahui bahwa jika
dibandingkan, waktu belajar di sekolah dengan waktu berada di rumah masih lebih
banyak waktu berada di rumah. Inilah fungsi kontrol yang utama oleh orang tua
dalam kaitannya dengan keberhasilan pendidikan. Pada umumnya, orang tua sudah
merasa bahwa urusan pendidikan anaknya sudah diserahkan kepada sekolah,
sehingga mereka para orang tua kurang memperhatikan perkembangan anaknya.
Padahal waktu di rumah itulah yang kemungkinan besar digunakan untuk berbagai
hal yang kurang mendukung pembelajaran di sekolah, misalnya hanya bermain saja,
nonton televisi, dan kegiatan lain yang dilakukan anak selama di rumah. Dalam
hal ini peranan orang tua sangat dibutuhkan sebagai kontrol anak ketika berada
di lingkungan keluarga di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar