Betapa sering hati merasa yakin bahwa pahala telah bertumpuk atas amal-amal
kita yang tak seberapa, tetapi lupa menghitung dosa. Kadang tersadar sejenak
bahwa dosa kita banyak, tetapi tak bersungguh-sungguh memohon ampun kepada
Allah Ta'ala. Padahal Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam saja memohon ampun
lebih dari 70 kali sehari. Ataukah kita merasa lebih bersih dari pribadi mulia
ini? Astaghfirullahal 'azim...
Jika setiap penyakit ada obatnya, bukan obat dosa adalah istighfar? Inilah
yang kita ingat dan renungi dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu.
Mari sejenak kita renungi do'a berikut ini:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلَا يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ،
وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dan tidak ada yang
bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, karenanya, ampunilah dosa-dosaku
dengan ampunan dari-Mu dan berilah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (Do'a dari HR. Bukhari & Muslim).
Sebanyak apa pun dosa kita, betapa pun kita masih terus-menerus menganiaya
diri sendiri, tetap ada harapan meraih ampunan Allah Ta'ala. Selagi diri ini
tak mempersekutukan Allah 'Azza wa Jalla, maka sebesar apa pun dosa kita yang
kita perbuat, pintu ampunan masih terbuka. Maka, marilah kita telisik, adakah
kesyirikan itu melekat dalam diri kita? Selebihnya, adakah kesungguhan dalam
memohon ampunan-Nya?
Mari sejenak kita renungi hadis ini:
يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى
مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ
عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ،
إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ
تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Wahai Anak Adam, sesungguhnya kamu berdo'a kepada-Ku dan memohon kepada-Ku,
maka akan aku ampuni kamu, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya
dosamu). Wahai Anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit
kemudian kamu minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni kamu. Wahai Anak
Adam sesungguhnya jika kamu datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi
kemudian kamu menemui-Ku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku
temui kamu dengan sepenuh itu pula ampunan." (HR. Tirmidzi).
Semoga catatan ringkas ini bermanfaat untuk mengingati dosa kita yang
semakin bertumpuk sekaligus berharap ampunan kepada Allah 'Azza wa Jalla seraya
berusaha membersihkan tauhid di hati kita dari kesyirikan. Marilah sejenak kita
berdo'a seraya menghayati maknanya:
ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍَﻧَّﺎﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍَﻥْ ﻧُﺸْﺮِﻙَ ﺷَﻲْﺀًﺍ ﻧَﻌْﻠَﻤُﻪُ
ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻟِﻤَﺎ ﻻَ ﻧَﻌْﻠَﻤُﻪ
"Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kesyirikan yang kami ketahui
dan kami mohon ampun atas apa-apa yang tidak kami ketahui."*
Sumber : http://www.hidayatullah.com/read/2013/05/17/147/kepada-nya-kita-memohon-ampun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar