Jumat, 17 Agustus 2012
Mari Berinvestasi Untuk Masa Depan
Sungguh ini adalah investasi yang anda takkan mengalami kerugian.
Rekening Donansi
Bank Muamalat Capem Gombong
No Rek : 0156784706
Atas Nama : SRI WINARTI , DRA, HM QQ YAYASAN BINA INSANI
( Mohon Konfirmasi Setelah Mentranfer dana ke No 081 391 016 316 )
Khutbah ‘Idul Fithri 1433 H
Oleh: Ustadz Irfan S.
Awwas (Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin)
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh…
اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ، الْعَزِيْزِ الْغَفَّارِ، مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ، تَذْكِرَةًلأُوْلِي الْقُلُوْبِ وَالأَبْصَارِ
، وَتَبْصِرَةً لِذَوِىْ الأَلْبَابِ وَالاِعْتِبَارِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْبَرُّ الْكَرِيْمُ، الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ، وَأَشْهَدُ أَنَّمُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَحَبِيْبُهُ
وَخَلِيْلُهُ، الْهَادِىْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ،وَالدَّاعِيْ إِلَى دِيْنٍ قَوِيْمٍ. صَلَوَاْتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى سَائِرِالنَّبِيِّيْنَ، وَآلِ كُلٍّ، وَسَائِرِ الصَّالِحِيْنَ.
أما بعد:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً
سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا [الأحزاب 70 – 71]
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ، ولله الحمد
Bulan suci Ramadhan kini telah berlalu, dan kelak
di akhirat, ibadah puasa Ramadhan akan menjadi saksi yang menguntungkan, atau
mungkin memberatkan atas amalan-amalan yang telah kita kerjakan. Jika selama
bulan Ramadhan yang kita lakukan adalah amal-amal yang shalih, hendaklah kita
memuji Allah dan bergembira dengan pahala yang baik. Sesungguhnya Allah tidak
akan menyia-nyiakan orang yang berbuat kebajikan. Sebaliknya siapa yang
melakukan amal yang buruk, hendaklah ia segera bertaubat kepada Allah dengan
taubatan nashuha, karena sesungguhnya Allah menerima taubat orang yang
bertaubat kepada-Nya.
Pada hari yang penuh barakah ini, 1 Syawal 1433 H
bertepatan dengan 19 Agustus 2012 M, patutlah kita bersyukur kepada Allah Swt,
yang telah menunjukkan jalan Islam kepada kita, dan menurunkan syari’at-Nya
sebagai rahmatan lil alamin. Dan dengan rakmat-Nya itu pula, sehingga kita
dapat menunaikan ibadah shalat Idul Fithri sebagai penyempurnaan ibadah puasa
Ramadhan yang telah kita jalankan sebulan penuh. Sebagai agama dan jalan hidup,
Islam merupakan pilihan terbaik yang telah dirintis para Nabi dan Rasul-Nya,
dan diikuti oleh manusia yang mendapat karunia Ilahy.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan Allah
kepada Muhammad Rasulullah Saw., manusia pilihan yang dinobatkan menjadi juru
bicara Ilahiy untuk menjelaskan kehendak Allah kepada manusia. Maka kita ridha
menjadikan Islam sebagai agama dan Muhammad Saw sebagai Rasul-Nya. Sesungguhnya
Rasulullah Saw telah membimbing kita dan memberi petunjuk, bagaimana seharusnya
manusia menjalani kehidupannya di dunia dengan benar dan berfaedah, sehingga
memperoleh kebahagiaan dan kemaslahatan di dunia dan di akhirat seperti
firman-Nya:
مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ
فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا
مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا (الاسراء 15)
“Siapa saja yang beramal sesuai petunjuk Allah, maka sesungguhnya
dirinya telah memperoleh keselamatan; dan siapa saja yang berbuat sesat,
sungguh kesesatannya itu menjadi tanggung jawabnya sendiri. Seseorang tidak
memikul dosa orang lain, dan Kami tidak pernah mengadzab suatu umat sebelum
Kami utus seorang rasul kepada umat itu.” (Qs. Al-Isra’, 17: 15)Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ، ولله الحمد
Allah Swt telah menurunkan Kitab Suci Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai
sarana efektif untuk menyajikan kehendak-kehendak-Nya, yang harus dipahami oleh
seluruh manusia, dan wajib diamalkan dengan penuh ketaatan.
اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا
مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ (الاعراف 3)
“Wahai manusia, ikutilah Al-Qur‘an yang telah
diturunkan kepada kalian dari Tuhan kalian, dan janganlah kalian menjadikan
selain Al-Qur‘an sebagai panutan. Sungguh amat sedikit ajaran-ajaran Al-Qur‘an
yang kalian jadikan pelajaran.” (Qs. Al-A’raf, 7: 3)
Ayat ini menuntut komitmen dan loyalitas umat
Islam, supaya mengikuti tuntunan Al-Qur’an, tidak menyimpang dan tidak
menjadikan apapun dan siapapun selain Al-Qur’an dan Nabi Muhammad Saw sebagai
panutan. Apabila manusia tidak mengindahkan nasihat Al-Qur’an dalam menjalani
kehidupan ini, dan tidak beramal mengikuti petunjuk Allah dalam segala
urusannya, niscaya mereka akan tersesat dan syetan menjadi shahib
karibnya. Perintah untuk berpegang teguh pada syari’at Islam
tersebut dalam Al-Qur’anul Karim:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ
اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Wahai kaum mukmin, ikutilah syari‘at Islam
itu seluruhnya. Janganlah kalian mengikuti bujukan-bujukan setan. Setan itu
adalah musuh kalian yang nyata-nyata merugikan kalian. Wahai kaum munafik,
jika kalian tetap memilih kesesatan setelah datangnya Al-Qur‘an kepada kalian,
maka ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa membinasakan kalian lagi Mahabijaksana
menghukum kalian.” (Qs. Al-Baqarah, 2: 208-209)
Dalam ayat ini Allah Swt menginstruksikan
hamba-Nya supaya melaksanakan syari’at Islam secara kaffah dan menjauhi rayuan
syetan. Sebab, setiapkali larangan Allah dilanggar niscaya pelanggaran itu akan
menjadi fasilitas setan untuk menjerumuskan manusia pada kemurkaan Allah.
Sababun nuszul ayat ini, mengenai sebagian orang
Yahudi yang telah masuk Islam di masa Nabi Saw, mereka menghendaki selain
melaksanakan ajaran Islam, mereka juga ingin melestarikan adat istiadat serta
budaya jahiliyah yang biasa mereka lakukan ketika masih beragama Yahudi,
seperti nyepi di hari Sabtu. Maka Allah memerintahkan supaya komitmen
menegakkan syari’at Islam dan meninggalkan segala kebiasaan, adat istiadat
serta budaya yang bukan ajaran Islam. Sikap beragama yang menyandingkan ajaran
Islam dan budaya jahiliyah seperti itu dicela oleh Allah, dan dianggap
mengikuti syetan dan hawa nafsu.
Di zaman kita sekarang, tidak sedikit dari
kalangan umat Islam yang beragama seperti gaya beragamanya orang-orang Yahudi.
Selain ingin melaksanakan ajaran Islam, mereka juga melestarikan budaya syirik
yang diwariskan nenek moyangnya. Selain ingin berpegang teguh pada syari’at
Islam, mereka juga melaksanakan hukum thaghut, mengikuti cara dan gaya hidup
jahiliyah, dengan menyandingkan Islam agar seiring sejalan dengan program syetan la’natullah.
Perwakilan syetan dari kalangan orang-orang kafir
dan sekuler, menawarkan cara dan jalan hidup yang dianggap lebih baik, melalui
propaganda media massa, membentuk opini publik yang diiringi fasilitas
menggiurkan, seperti dijelaskan dalam firman Allah Swt:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آَمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا
وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ
إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (لعنكبوت 12)
“Orang-orang kafir berkata kepada orang-orang mukmin: ”Wahai
orang-orang mukmin, ikutilah cara hidup kami. Kami akan menanggung segala dosa
kalian selama kalian mengikuti kami”. Padahal sebenarnya orang-orang kafir itu
tidak sedikitpun sanggup menanggung dosa-dosa mereka sendiri. Sungguh
orang-orang kafir itu berdusta.“ (Qs. Al-Ankabut, 29: 12)
Supaya propaganda ideologi dan cara hidup kuffar
itu diterima oleh orang Islam, maka diikuti pula dengan bantuan fasilitas,
popularitas dan juga otoritas kekuasaan. Sarana kejahatan itu digerakkan dan
dikendalikan oleh kekuatan raksasa, negara adidaya, dibiayai dan diarahkan
sesuai dengan grand design yang jelas dan terarah. Kepada
siapa saja yang mau mengikutinya disediakan berbagai fasilitas dan kesenangan
berupa dana, prasarana dan kedudukan.
Di antara program setan la’natullah adalah
menawarkan ajaran agama, lalu membandingkannya dengan ideologi sesat, seperti
demokrasi, liberalisme, pluralisme, kesetaraan gender, dan komunisme yang
kabarnya akan segera bangkit lagi di Indonesia, asalkan tidak dalam bentuk
komunitas partai melainkan personal.
Sementara bujukan, provokasi dan intimidasi ke
arah perbuatan jahat tak terhitung banyaknya. Berbagai halangan yang merintangi
kebajikan sehingga orang-orang yang komitmen dan berpegang teguh pada syari’at
Al-Qur’an seolah-olah memegang bara api. Bila tidak kuat menahan panas niscaya
akan dilepaskannya dengan cara kasar dan marah. Badai kekufuran yang datang
silih berganti, kadang dari penguasa negara, dari keluarga bahkan dari diri
sendiri, bagai gelombang yang siap menumbangkan serta meluluhlantakkan pohon
kebajikan itu.
Padahal sudah jelas, cara dan jalan hidup yang
mereka tawarkan, terbukti gagal menciptakan ketertiban masyarakat beradab,
keadilan sosial dan penegakan hukum. Bahkan reformasi NKRI di bawah bendera
demokrasi, tidak saja gagal memperbaiki kondisi negeri ini, tapi juga
menimbulkan kerusakan demi kerusakan dengan menyingkirkan agama dari pentas
kehidupan. Terjadinya keserakahan sistemik di kalangan pejabat negara,
kehancuran moral generasi muda, banyak masyarakat terjerumus pada paham sesat
serta penentu kebijakan negara banyak yang kehilangan akal sehat, adalah
akibatnya.
Ada orang yang menyandang predikat Muslim, tapi dia tidak shalat, tidak
puasa, dan tidak mengerjakan ajaran yang diperintahkan Islam. Ada juga orang
yang mengaku beragama Islam, tapi tidak malu melakukan perbuatan haram zina,
minum khamer, berjudi, sehingga Islam hanya tinggal nama, menjadi Islam KTP.
Mereka mengaku muslim dengan lisannya, tapi dalam tindakan politik, ekonomi,
budaya mereka melakukan apa yang dilakukan orang kafir, yaitu korupsi,
mengkonsumsi harta benda ribawi serta tidak peduli barang halal atau haram.Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ، ولله الحمد
Dalam segala kondisi, Islam semestinya berperan
optimal memperbaiki negeri ini. Berfungsi bagaikan pohon petunjuk yang besar
dan rindang, cabang-cabangnya mengayomi semua penjuru umat. Akan tetapi, nasib
kaum muslim yang termarjinalkan di panggung kekuasaan dan politik, tidak memungkinkan
Islam menjalankan fungsi rahmatan lil alamin itu. Eksistensi umat Islam kini
seperti pohon yang layu, sekujur batangnya dijalari virus dan kekeringan hingga
bagian-bagiannya yang paling dalam.
Umat Islam tercerai berai menjadi beragam
kelompok, dan masing-masing kelompok Islam bangga dengan kelompoknya sendiri.
Bergerak dengan Islam yang dipahami, padahal kekuatan dan motivasi agama pada
seorang Muslim adalah jaminan bagi keselamatan jiwanya, hartanya dan
kehormatannya. Manakala kehidupan beragama melemah, mereka akan menjadi sasaran
pertumpahan darah, sasaran rasialisme, kehormatan dan kekayaan mereka akan
menjadi barang jarahan musuhnya.
Mengapa semua ini menimpa kita? Nasib negeri kita
terpuruk, dan rakyatnya hidup sengsara. Rasulullah Saw telah menubuwahkan akan
datangnya kondisi demikian, disebabkan pemahaman dan pengamalan keagamaan kita
tidak selaras dengan petunjuk Allah dan bimbingan rasul-Nya.
Penyebab pertama: Beragama
Untuk Kepentingan Duniawi, Tergantung Situasi dan Kondisi
Nabi SAW bersabda:
إِذَا كَانَ آخِرُ الزَّمَانِ كَانَ قِوَامُ دِيْنِ النَّاسِ
وَدُنْيَاهُمْ الدَّرَاهِمَ وَالدَّنَانِيْرَ [رواه الطبراني]
“Kelak di akhir zaman agama dan keduniaan mereka dinilai berdasarkan
berapa uang dirham dan dinar yang mereka miliki.” (HR. ath-Thabrani)
Kita menyaksikan betapa hebatnya prilaku
hedonisme mempengaruhi manusia di zaman ini. Sehingga egoisme (ananiyyah)
mengalahkan kemaslahatan dan keselamatan orang lain, dan pragmatisme serta
keuntungan material mengalahkan akhlak. Tidak peduli nasib sengsara orang lain,
bahkan mengorbankan hak dan kepentingan rakyat demi keuntungan pribadinya.
Parameter martabat seseorang ditentukan oleh
harta yang mereka miliki. Keshalihan seseorang diukur atas dasar hartanya,
popularitas dan kedudukannya. Sementara moral, ilmu, maupun keahlian sama
sekali tidak menjadi ukuran. Karena itu tidak sedikit para tokoh agama, ustadz,
kyai, ulama’, termasuk para pejabat negara berlomba-lomba untuk mendapatkan
harta dan jabatan guna memperoleh kehormatan. Bahkan rela melakukan apa saja
untuk mendapatkan harta sekalipun dengan cara korupsi, menjual ayat-ayat
sebagai jimat, menjadi pawang jin bahkan menjadi komparador asing demi
memperoleh kehormatan dan harta kekayaan. Sudah tertanam dalam mindset mereka,
jabatan dan kehormatan identik dengan kemewahan. Maka, wajar saja bila para
pejabat, tokoh agama, bahkan rakyat biasa kemudian saling berlomba untuk meraih
jabatan dan mengumpulkan kekayaan sekalipun dengan cara yang tidak halal.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ
خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ
خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ (الحَج
: 11)
“Ada segolongan manusia yang selalu
berubah-ubah pendiriannya dalam menyembah Allah. Apabila dalam menjalankan
agamanya mendapatkan keuntungan dunia, hatinya senang. Apabila dalam
menjalankan agamanya mendapatkan rintangan berat, dia menjadi kafir kepada
Allah. Orang semacam itu rugi di dunia dan di akhirat. Kerugian di akhirat adalah
kerugian yang sebenarnya.“ (Qs. Al-Haj, 22: 11)
Ayat ini menyindir orang-orang yang mengambang
keyakinan agamanya, tidak memiliki komitmen terhadap Islam dan tidak punya
loyalitas terhadap Allah dan rasul-Nya. Bahwa terdapat segolongan manusia yang
menjalankan ajaran agamanya beradaptasi dengan situasi dan kondisi. Semangat
keagamaannya mengalami fluktuasi, tergantung pendapatan. Bila dalam menjalankan
ajaran agama, lalu kehidupannya membaik, pendapatan finansialnya meningkat,
usaha dagangnya pesat, karier jabatannya meningkat, dia mengatakan inilah
agama yang benar, relevan dengan kehidupan modern.
Sebaliknya, bila dalam menjalankan ajaran agama
ia mendapatkan kesulitan, ditimpa musibah dan cobaan yang mengecewakan,
sehingga mengalami kerugian material, maka agama disalahkan sebagai penyebab
kegagalan dan membuatnya bernasib buruk. Lalu ibadah ia tinggalkan, semangat
beragamanya memudar, tidak istiqamah, malah durhaka pada Allah Swt.
Benarlah ungkapan seorang shalih: “Ketika
seseorang memuliakan agama di atas harta dunia, maka Allah Swt akan membuat
dunia hina baginya. Tapi ketika harta dunia dimuliakan melebihi agama, maka
agama akan hilang dari lubuk hatinya, dan para pencari dunia pasti akan
mengalahkannya.”
Penyebab kedua: Budaya Munafiq Sebagai PilihanNabi SAW bersabda:
لَنْ تَقُوْمَ السَّاعَةُ حَتَّىْ يَسُوْدَ كُلَّ قَبِيْلَةٍ
مُنَافِقُهَا [رواه الطبراني]
“Tidak akan terjadi kiamat sebelum setiap kabilah dipimpin oleh
orang-orang munafiq.” (HR. ath-Thabrani)
Sungguh tragis, di zaman penuh fitnah ini ada
pimpinan ormas keagamaan maupun ketua-ketua partai, seakan tidak bisa tidur
nyenyak sebelum mencerca dan mencaci sesama kaum muslim. Menggunakan otoritas
keagamaan untuk menyerang ormas Islam dan membela ormas sesat. Tidak sedikit
orang yang selama ini mengaku sebagai muslim tapi hatinya berkhianat pada
Islam. Mereka para munafiq, mempropagandakan anti syari’at Islam atas nama
Islam. Mereka berusaha menyembunyikan kekufuran yang bersemayam di hati mereka.
Namun dengan menggunakan lisan mereka berusaha menampilkan diri sebagai orang
beriman, sambil mencurahkan energi untuk melancarkan serangan berbisa terhadap
Islam dan memfitnah kaum muslimin, dengan aneka ragam siasat dan tipu daya.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آَمَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا أُوذِيَ فِي
اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ وَلَئِنْ جَاءَ نَصْرٌ مِنْ
رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ إِنَّا كُنَّا مَعَكُمْ أَوَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِمَا
فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَ (العنكبوت 10)
“Orang-orang munafik berkata: ”Kami
beriman kepada Allah”. Ketika mereka mendapatkan tekanan-tekanan orang kafir
dalam menjalankan agama Allah, mereka menganggap tekanan-tekanan itu sebagai
adzab dari Allah, sehingga mereka tidak berani melaksanakan agama Allah. Wahai
Muhammad, ketika Allah memberikan kemenangan kepadamu, mereka berkata: “kami
selalu bersamamu”. Tidakkah mereka menyadari bahwa Allah lebih mengetahui siapa
yang munafik dan siapa yang mukmin?” (Qs. Al-Ankabut, 29: 10)
Inilah mentalitas kaum munafik, sikap oportunis
yang tertera dalam Al-Qur’an. Mengaku muslim, namun bersikap plin-plan dengan
keimanannya. Apabila mereka mendapat gangguan dan penganiayaan dari orang kafir
dalam menjalankan syari’at Islam, mereka menganggapnya pertanda kemurkaan Allah
dan meninggalkan keyakinannya. Begitupun, bila dalam memperju- angkan Islam ia
dituduh radikal, ekstrim, maka ia ketakutan, tidak pede, dan terbelenggu oleh
stigmatisasi orang kafir. Kemudian mereka menggalang persekongkolan global,
untuk menodai dan memperburuk citra Islam, dengan membuat propaganda-propaganda
anti Islam atas nama memerangi radikalisme.
Oleh karena itu, pekerjaan besar umat Islam
khususnya para ulama, da’i dan muballigh dewasa ini haruslah diprioritaskan
kepada dua hal. Pertama, menumbuhkan rasa hormat kaum
Muslimin terhadap Syari’ah Islam. Sebab jika kaum Muslimin menolak
diberlakukannya Syari’ah Islam dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan negara
berarti mereka tidak menghormati Allah menurut penghormatan yang
semestinya. Kedua, menumbuhkan kepercayaan di kalangan umat
Islam, bahwa solusi bagi problema kehidupan manusia di muka bumi ini hanya
dengan memberlakukan Syari’ah Islam saja, tanpa ragu dan tanpa rasa takut.
MunajjatMa’asyiral Muslimin Rahimakumullah
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ، ولله الحمد
Kini, saat kita bersimpuh di haribaan Ilahy,
marilah kita muhasabah, meluruskan aqidah dan memperbaiki akhlak, sekaligus
koreksi total atas dosa serta kesalahan pemahaman dan pengamalan Islam kita. Di
hari yang penuh barakah ini, wahai kaum Muslimin, marilah kita buktikan bahwa
Umat Nabi Muhammad Saw. belum mati di negeri ini, dengan menegakkan Qur’an dan
sunnah beliau dalarn kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan Negara,
sembari kita bermunajat kepada Allah Azza wajalla:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ
الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا
مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ
الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا
مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan
muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah
meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami,
karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami
yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat
kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap
kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala
kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا
وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ
الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ
مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا
وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ
تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا
وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut
kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan
berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan
pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia
ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran,
penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi
kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan
janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu
kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi
kami.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami
kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah
kami dari azab neraka.
Wasslamu’alaikum Warahmatullah Wabarahkatuh…Oleh : Ustadz Irfan S. Awwas
Sumber
http://majelismujahidin.com/2012/08/khutbah-idul-fithri-1433-h-beragama-gaya-yahudi/
Senin, 13 Agustus 2012
Seminar HIV/AIDS bagi Remaja dan Pelajar Berlangsung Seru
HIV
merupakan singkatan dari ’human
immunodeficiency virus’. HIV merupakan retrovirus yang
menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel
dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan
menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan
terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan
defisiensi kekebalan tubuh
AIDS adalah
singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan
menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem
kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat
HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator
bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Dibutuhkan
pengetahuan yang benar mengenai HIV dan AIDS, cara-cara penularan dan
pencegahannya, serta informasi mengenai layanan pencegahan, pengobatan dan
perawatan untuk dapat melindungi diri dari risiko HIV dan AIDS baik di kalangan
pelajar dan remaja pada umumnya.
Apalagi pertumbuhan penderita HIV / AIDS di Kabupaten Kebumen dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan.
Berangkat dari peeikiran tersebut pada hari Senin 13 Agustus 2012 bertempat di Hotel Candisari Karanganyar diselenggarakan kegiatan Seminar yang berkaitan tentang HIV/AIDS bagi pelajar dan Remaja Masjid di Kabupaten Kebumen. Kegiatan seminar tersebut merupakan kerja sama antara LSU Bina Insani, Dinkaes Kab Kebumen dan FURIS.
Sabtu, 11 Agustus 2012
Derita Muslim Rohingya Semakin Berat
DI saat umat Islam Indonesia menjalani ibadah puasa
Ramadan dengan tenang, maka puluhan ribu umat Islam di Rohingya di
Myanmar, yang dulu bernama Burma, terus menerus mengalami pembantaian
dan diusir dari kampung halamannya.
Warga muslim di Myanmar sudah ada sejak abad VII. Agama Budha dan Hindu juga mendapat pengaruh kuat di Myanmar, tapi kemudian agama Budha mendominasi. Pada 1982 pemerintah militer Myanmar membuat Undang Undang yang menyatakan Muslim Rohingya bukan warga negara Myanmar. Akibatnya puluhan ribu, bahkan mungkin jutaan warga Muslim Rohingya mengalami pemberangusan puluhan masjid, pemusnahan Alquran, pembakaran hingga perusakan rumah umat Islam, penyiksaan hingga pengusiran agar mau mengubah keyakinannya terhadap ajaran Islam. Pemerintahann Presiden Thein Sein justru memerintahkan Muslim Rohingya harus diusir, dan muncul kabar kaum Muslim Rohingya dipaksa makan dan minum hal-hal yang diharamkan dalam agama Islam.
Dari foto-foto di berbagai media situs internet, nampak sekali umat Islam Rohingya yang tetap berpegang teguh pada akidah agamanya hidup terjepit di antara wilayah Bangladesh dengan Myanmar.
Muncul pandangan agar Aung San Suu Kyi yang peraih Nobel Perdamaian karena memperjuangkan demokrasi dan HAM tanpa kekerasan agar turun tangan, karena kasus Muslim Rohingya merupakan kebebasan HAM karena semua manusia berhak hidup dengan agamanya yang dianutnya.
Kaum Muslim Rohingya mengalami penderitaan yang sangat berat pada bulan suci Ramadan ini, Mereka tak lagi punya rumah tinggal, tak lagi punya lahan untuk mencari nafkah. Mereka memilih hidup terusir dan menderita demi mempertahankan akidahnya, demi keyakinan agamanya. Mereka tak pernah melakukan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah Myanmar seperti yang dilakukan suku Karen. Pemerintah Presiden Thein Sein yang memimpin Myanmar juga pernah menangkapi, dan menindas dan memenjarakan para bhiksu Budha ketika terjadi demo besar-besaran di Myanmar. Sehingga pengusiran terhadap umat Muslim Rohingya semata-mata kebijaksanaan pemerintah Thein Sein yang mungkin mencari popularitas di hadapan rakyatnya yang mayoritas beragama Budha.
Mengandalkan Aung San Suu Kyi untuk mengatasi penderitaan Muslim Rohingya tak mudah, karena ia harus berhadapan dengan pemerintahan Theon Sein yang selama ini juga menindasnya. Bukan karena agama, lantaran Aung San Suu Kyi juga beragama Budha. Tapi karena kekuasaan,
Seharusnya Organisasi Konferensi Islam (OKI) bertindak, karena penindasan terhadap Muslim Rohingya sudah tersiar ke seluruh dunia. (*)
(Tajuk Rencana SKH Kedaulatan Rakyat edisi Sabtu (10/8/2012)
Warga muslim di Myanmar sudah ada sejak abad VII. Agama Budha dan Hindu juga mendapat pengaruh kuat di Myanmar, tapi kemudian agama Budha mendominasi. Pada 1982 pemerintah militer Myanmar membuat Undang Undang yang menyatakan Muslim Rohingya bukan warga negara Myanmar. Akibatnya puluhan ribu, bahkan mungkin jutaan warga Muslim Rohingya mengalami pemberangusan puluhan masjid, pemusnahan Alquran, pembakaran hingga perusakan rumah umat Islam, penyiksaan hingga pengusiran agar mau mengubah keyakinannya terhadap ajaran Islam. Pemerintahann Presiden Thein Sein justru memerintahkan Muslim Rohingya harus diusir, dan muncul kabar kaum Muslim Rohingya dipaksa makan dan minum hal-hal yang diharamkan dalam agama Islam.
Dari foto-foto di berbagai media situs internet, nampak sekali umat Islam Rohingya yang tetap berpegang teguh pada akidah agamanya hidup terjepit di antara wilayah Bangladesh dengan Myanmar.
Muncul pandangan agar Aung San Suu Kyi yang peraih Nobel Perdamaian karena memperjuangkan demokrasi dan HAM tanpa kekerasan agar turun tangan, karena kasus Muslim Rohingya merupakan kebebasan HAM karena semua manusia berhak hidup dengan agamanya yang dianutnya.
Kaum Muslim Rohingya mengalami penderitaan yang sangat berat pada bulan suci Ramadan ini, Mereka tak lagi punya rumah tinggal, tak lagi punya lahan untuk mencari nafkah. Mereka memilih hidup terusir dan menderita demi mempertahankan akidahnya, demi keyakinan agamanya. Mereka tak pernah melakukan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah Myanmar seperti yang dilakukan suku Karen. Pemerintah Presiden Thein Sein yang memimpin Myanmar juga pernah menangkapi, dan menindas dan memenjarakan para bhiksu Budha ketika terjadi demo besar-besaran di Myanmar. Sehingga pengusiran terhadap umat Muslim Rohingya semata-mata kebijaksanaan pemerintah Thein Sein yang mungkin mencari popularitas di hadapan rakyatnya yang mayoritas beragama Budha.
Mengandalkan Aung San Suu Kyi untuk mengatasi penderitaan Muslim Rohingya tak mudah, karena ia harus berhadapan dengan pemerintahan Theon Sein yang selama ini juga menindasnya. Bukan karena agama, lantaran Aung San Suu Kyi juga beragama Budha. Tapi karena kekuasaan,
Seharusnya Organisasi Konferensi Islam (OKI) bertindak, karena penindasan terhadap Muslim Rohingya sudah tersiar ke seluruh dunia. (*)
(Tajuk Rencana SKH Kedaulatan Rakyat edisi Sabtu (10/8/2012)
Selasa, 07 Agustus 2012
Senin, 06 Agustus 2012
Buka Puasa Bersama Pengurus KBU
LSU Bina Insani dan BMT Bina Insani pada hari
Minggu 5 agustus 2012 menggelar acara
buka puasa bersama sejumlah pengurus Kelompok Belajar Usaha ( KBU ) di Desa Karangjambu
Kec. Sruweng.
Kegiatan ini adalah salah program Romdhon sebagai bentuk rasa kepedulian dan menjalin silaturahmi dengan masyarakat binaan di bidang ekonomi.
Dalam acara tersebut pengelola BMT Bina Insani menyampaikan pentingnya bermuamalah secara Islam dalam kegiatan Ekonomi.
Langganan:
Postingan (Atom)